Awas profit taking pada IHSG



JAKARTA. Setelah memperbarui rekornya kemarin, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih berpeluang melaju. Namun, kenaikan yang sudah sangat tinggi membuat indeks rawan profit taking.

Indikator teknikal menunjukkan, IHSG masih dalam tren bullish meski sudah dalam kondisi jenuh beli. Proyeksi Dani Hotron, Analis Brent Asset Management, IHSG kemungkinan bergerak di kisaran 4.010-4.063 pada hari ini (19/7).

Sedangkan Arief Fahruri, Analis Erdhika Elit Sekuritas, memproyeksikan rentang pergerakan IHSG hari ini antara 4.022 - 4.053. Menurut dia, potensi kenaikan dibuktikan oleh net buy asing kemarin, yang mencapai Rp 30 miliar. "Didukung juga oleh ekspektasi positif akan laporan keuangan kuartal kedua," tambahnya. Di luar itu, belum banyak berita baru yang bisa menggerakkan indeks.


Awal pekan ini, IHSG kembali mencetak rekor tertinggi di level 4.032,97 setelah menguat 0,24%. Sektor aneka industri mengalami penguatan paling signifikan.

Sejalan dengan IHSG, nilai tukar rupiah juga berada dalam tren penguatan karena diuntungkan oleh krisis utang Eropa. "Emerging market masih menjadi daya tarik," kata Kepala Riset Real Time Futures Wahyu Tribowo Laksono. Dia memrediksi rupiah hari ini ditransaksikan dalam kisaran Rp 8.520 hingga Rp 8.580 per dollar Amerika Serikat (AS).

Wahyu melihat kecenderungan rupiah hari ini bisa menjajal level di bawah Rp 8.550 per dolar AS. Namun level ini rentan koreksi. Walaupun terjadi penguatan di bursa saham, rupiah mengalami pelemahan kemarin sebesar 0,18% ke Rp 8.559 per dollar AS akibat tekanan dari bursa saham di Asia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini