Awas, rupiah berpeluang terkoreksi



JAKARTA. Meski berpeluang lanjutkan penguatan, faktor ini bisa mencederai peluang rupiah ungguli the greenback besok.

Di pasar spot, Kamis (9/2) valuasi rupiah menguat 0,24% ke level Rp 13.295 per dollar AS dibanding hari sebelumnya. Hal ini sejalan dengan lambungan posisi rupiah di kurs tengah Bank Indonesia sebesar 0,22% di level Rp 13.308 per dollar AS.

Sri Wahyudi, Research and Analyst PT Garuda Berjangka mengatakan saat ini belum ada katalis signifikan yang bisa menjadi alasan USD bergerak unggul tajam. Sehingga memang dengan stabilnya kondisi ekonomi domestik menjadi keuntungan tersendiri bagi rupiah.


“Mulai dari pertumbuhan ekonomi hingga cadangan devisa yang membaik belum ada alasan rupiah melemah,” kata Wahyudi.

Namun, ia memperkirakan jika nantinya data pengangguran tidak sesuai prediksi pasar dan justru menunjukkan penurunan pengangguran, rupiah bisa saja tertekan.

Apalagi kini pasar sedang menanti pernyataan Charles Evans, Gubernur The Fed negara bagian Chicago yang akan disampaikan Kamis (9/2) dini hari.

Selama ini Evans diketahui kerap melontarkan pernyataan positif dalam memandang perekonomian AS. “Jika nantinya pernyataan Evans benar hawkish maka ada peluang rupiah terkoreksi terbatas,” duga Wahyudi.

Terutama jika pelaku pasar melakukan aksi profit taking demi mendulang keuntungan dari penguatan kali ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto