Awas, tren koreksi IHSG belum habis!



JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tersungkur, pekan lalu. Gejolak politik domestik ikut membenamkan IHSG hingga ke 4.949,34 atau turun 1,03%, Jumat (3/10).

Dalam pekan ini, tak banyak sentimen positif yang bisa membalikkan tren IHSG. Setelah menembus level psikologis 5.000, IHSG masih bisa turun ke support baru.

Analis Samuel Sekuritas Muhammad Alfatih mengatakan, memang isu yang mempengaruhi IHSG saat ini adalah kondisi politik Indonesia yang terlihat memburuk. Investor akan menanti seberapa kuat pemerintahan baru bisa merangkul lawan politiknya dan tetap menjalankan kebijakan yang dicanangkan sejak awal. "Sebaiknya melihat pasar global juga," imbuh Chandra Pasaribu, analis Indo Premier Securities.


Jika pasar masih tidak menentu, investor harus lebih selektif dalam memilih saham. Chandra mengatakan, dalam jangka pendek, saham yang berkapitalisasi besar alias blue chips layak dicermati karena harganya sudah turun tajam. Di antara saham big caps pilihan Chandra, yakni ASII, TLKM, BMRI, BBRI, dan ICBP.

Namun, bagi Alfatih, harga beberapa saham big caps masih rentan longsor. Dia justru menyarankan agar investor menyiangi saham-saham lapis kedua yang pergerakannya berbeda dengan tren IHSG. Dus, sebaiknya investor tenang dan tidak buru-buru mengakumulasi saham. "Jangan memaksakan membeli di level support karena dengan tren break low seperti ini, support akan mudah ditembus," ungkap dia.

Analis First Asia Capital David Sutyanto menyarankan, bagi investor jangka panjang, saat ini sebaiknya mengambil posisi jual dan kembali masuk ketika aksi jual investor asing mereda. Saham yang bisa dicermati adalah saham defensif, misalnya saham emiten rokok. "Income stocks juga bisa dikoleksi," kata dia.

Income stocks adalah saham-saham yang rutin membagikan dividen dengan imbal hasil dividen yang tinggi.

Secara teknikal, David melihat, di awal pekan ini akan ada technical rebound sesaat. Namun, IHSG diduga kembali terkoreksi sembari menunggu pengumuman kabinet pemerintahan baru.

Ia menilai, valuasi IHSG sudah terlalu tinggi sehingga konsolidasi indeks yang terjadi masih dalam taraf wajar. Apalagi, kinerja emiten dan nilai tukar rupiah masih melemah. Dia memperkirakan, pada pekan ini, IHSG bergerak di kisaran 4.850-5.100.

Kepala Riset Universal Broker Indonesia Satrio Utomo melihat, IHSG masih bisa berkubang di support 4.850. Di tengah tren turun ini, jor-joran dalam mengakumulasi saham juga bukan pilihan bijak karena IHSG masih dalam tren bearish cukup kuat.

Saran dia, investor bisa mengambil posisi spekulatif untuk saham penggerak pasar, seperti saham bank dan konstruksi. Sektor itu menjadi motor IHSG dalam setengah tahun terakhir. Pilihan Satrio, termasuk saham BBRI, WIKA, ASII, BMRI, ADHI, WTON, dan PTPP.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sandy Baskoro