KONTAN.CO.ID - Media pemerintah melaporkan pada Senin (29/1/2024), Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengawasi uji coba rudal jelajah baru yang dimaksudkan untuk diluncurkan dari kapal selam. Melansir
The Hill yang mengutip Kantor Berita Pusat Korea (KCNA), Kim mengawasi uji coba “Pulhwasal-3-31” yang digambarkan oleh laporan tersebut sebagai rudal jelajah strategis yang diluncurkan dari kapal selam. Perkembangan ini terjadi satu hari setelah militer Korea Selatan mengatakan Korea Utara menembakkan beberapa rudal jelajah di dekat pantai timur negara tersebut.
Peluncuran tersebut merupakan demonstrasi terbaru uji coba senjata yang dilakukan Korea Utara dalam beberapa pekan terakhir ketika ketegangan terus meningkat dengan Korea Selatan, Amerika Serikat, dan Jepang.
KCNA mengatakan Kim menyatakan kepuasan yang besar terhadap uji coba terbaru, yang merupakan bagian dari tujuan Kim untuk mengembangkan angkatan laut bertenaga nuklir. Laporan
KCNA dan media pemerintah lainnya menyebutkan dua rudal diluncurkan pada hari Minggu. Menurut
The Associated Press, surat kabar resmi Korea Utara Rodong Sinmun menerbitkan foto-foto dari dua peluncuran rudal yang menunjukkan rudal tersebut menembus permukaan air dengan sudut 45 derajat.
Baca Juga: Ilmuwan Nuklir: Situasi di Semenanjung Korea Lebih Berbahaya Sejak Juni 1950 Laporan
KCNA mengatakan, Kim menyebut ada kebutuhan untuk mengatasi situasi yang ada dan ancaman di masa depan. Mengutip
AFP, Pulhwasal-3-31 adalah generasi baru rudal jelajah strategis yang menurut Pyongyang baru diuji pertama kali pada hari Rabu. Rudal jelajah cenderung berbahan bakar jet dan terbang pada ketinggian yang lebih rendah dibandingkan rudal balistik yang lebih canggih, sehingga lebih sulit dideteksi dan dicegat. Kemampuan pasti peluncuran berbasis laut Korea Utara masih belum jelas, dan uji coba sebelumnya dilakukan dari kapal yang lebih tua, termasuk dari platform bawah air, dan bukan dari kapal selam yang sebenarnya.
Pada bulan Maret tahun lalu, Korea Utara meluncurkan dua SLCM yang terbang sejauh 1.500 kilometer (930 mil), menurut Pyongyang, menempatkan seluruh Korea Selatan dan sebagian besar Jepang dalam jangkauannya.
Baca Juga: Kian Tegang, Korea Utara Tembakkan Rudal Jelajah Namun para analis mengatakan tampaknya senjata tersebut diluncurkan dari atas permukaan air, sehingga menghilangkan manfaat siluman dari senjata tersebut. Lee Sung Joon, juru bicara Kepala Staf Gabungan Korea Selatan, mengatakan Korea Selatan dan AS sedang mempertimbangkan peluncuran baru-baru ini.
Editor: Barratut Taqiyyah Rafie