JAKARTA. AXA Group tidak ingin menyia-nyiakan besarnya peluang bisnis asuransi di Indonesia. Setelah selama ini menggarap nasabah Bank Mandiri, AXA Life Indonesia mulai merambah nasabah telekomunikasi dengan menggandeng PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom).Kerjasama ini memungkinkan anak usaha grup asuransi asal Prancis ini menawarkan kartu membership bagi nasabah Telkom usia 18 tahun-60 tahun. Salah satu fitur keanggotaan ini berupa asuransi perlindungan jiwa dari kecelakaan. Manfaat bagi nasabah, uang pertanggungan Rp 25 juta untuk perlindungan 3 bulan atau Rp 5 juta untuk masa perlindungan satu tahun. Kerjasama ini menjanjikan bisnis yang besar mengingat telekomunikasi memiliki banyak nasabah. Saat ini Telkom melayani juta pelangganMenurut Yanti Parapat, Sales and Business Development Director AXA Life, kartu member tersebut akan dipasarkan lewat jalur telemarketing. AXA Life telah menyiapkan 100 tenaga telemarketer. Setiap bulan, AXA Life akan menggarap 100.000 nasabah. Dari jumlah tersebut, saat ini sudah ada 15.000 pelangan Telkom yang tertarik program tersebut.Produk ini tidak akan menjadi sumber pendapatan utama AXA Life, karena jumlah preminya yang kecil. Fokus utama manajemen adalah, member tersebut akan top up dengan membeli produk asuransi milik AXA Life. "Sejauh ini respons nasabah yang mau top up, antara 10% - 20%," ujarnya, Selasa (25/6).AXA Life fokus menggarap pasar telekomunikasi sejak tahun 2013 melalui jalur andalan, yakni telemarketing dan bancassurance atau menjual produk melalui bank. Rencananya tahun ini, AXA Life akan menggandeng dua bank yakni Bank Maspion dan Bank Jawa Barat (BJB).Kerjasama AXA Life diperkirakan akan mengerek kontribusi telemarketing di industri asuransi. Cara ini lebih ampuh ketimbang jasa agen. Maklum, perusahaan tidak perlu mengeluarkan dana besar guna pelatihan agen. Produk yang ditawarkan juga cukup murah, sehingga mudah dijangkau masyarakat.Christine Setyabudi, Kepala Channel Distribusi Alternatif Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) yakin, kontribusi telemarketing akan membesar. Apalagi karakter polis melalui jalur ini berpremi murah, sehingga mudah ditawarkan. Sampai akhir tahun 2012, AAJI mencatat, kontribusi telemarketing baru 8,5% dari total premi Rp 107,73 triliun. Sisanya, keagenan dan bancassurance.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
AXA Life incar nasabah telekomunikasi
JAKARTA. AXA Group tidak ingin menyia-nyiakan besarnya peluang bisnis asuransi di Indonesia. Setelah selama ini menggarap nasabah Bank Mandiri, AXA Life Indonesia mulai merambah nasabah telekomunikasi dengan menggandeng PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom).Kerjasama ini memungkinkan anak usaha grup asuransi asal Prancis ini menawarkan kartu membership bagi nasabah Telkom usia 18 tahun-60 tahun. Salah satu fitur keanggotaan ini berupa asuransi perlindungan jiwa dari kecelakaan. Manfaat bagi nasabah, uang pertanggungan Rp 25 juta untuk perlindungan 3 bulan atau Rp 5 juta untuk masa perlindungan satu tahun. Kerjasama ini menjanjikan bisnis yang besar mengingat telekomunikasi memiliki banyak nasabah. Saat ini Telkom melayani juta pelangganMenurut Yanti Parapat, Sales and Business Development Director AXA Life, kartu member tersebut akan dipasarkan lewat jalur telemarketing. AXA Life telah menyiapkan 100 tenaga telemarketer. Setiap bulan, AXA Life akan menggarap 100.000 nasabah. Dari jumlah tersebut, saat ini sudah ada 15.000 pelangan Telkom yang tertarik program tersebut.Produk ini tidak akan menjadi sumber pendapatan utama AXA Life, karena jumlah preminya yang kecil. Fokus utama manajemen adalah, member tersebut akan top up dengan membeli produk asuransi milik AXA Life. "Sejauh ini respons nasabah yang mau top up, antara 10% - 20%," ujarnya, Selasa (25/6).AXA Life fokus menggarap pasar telekomunikasi sejak tahun 2013 melalui jalur andalan, yakni telemarketing dan bancassurance atau menjual produk melalui bank. Rencananya tahun ini, AXA Life akan menggandeng dua bank yakni Bank Maspion dan Bank Jawa Barat (BJB).Kerjasama AXA Life diperkirakan akan mengerek kontribusi telemarketing di industri asuransi. Cara ini lebih ampuh ketimbang jasa agen. Maklum, perusahaan tidak perlu mengeluarkan dana besar guna pelatihan agen. Produk yang ditawarkan juga cukup murah, sehingga mudah dijangkau masyarakat.Christine Setyabudi, Kepala Channel Distribusi Alternatif Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) yakin, kontribusi telemarketing akan membesar. Apalagi karakter polis melalui jalur ini berpremi murah, sehingga mudah ditawarkan. Sampai akhir tahun 2012, AAJI mencatat, kontribusi telemarketing baru 8,5% dari total premi Rp 107,73 triliun. Sisanya, keagenan dan bancassurance.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News