Axiata Group berniat lego 11% saham EXCL



JAKARTA. Korporasi asal Malaysia, Axiata Group Bhd, berniat menjual kepemilikannya di PT XL Axiata Tbk (EXCL). Porsi saham EXCL yang bakal dilego sebesar 11%.

Per 2016, Axiata Group melalui Axiata Investments (Indonesia) Sdn Bhd menguasai 66,36% saham EXCL. Berdasarkan data RTI, jumlah total saham EXCL yang tercatat di Bursa Efek Indonesia mencapai 10,69 miliar saham. Jadi, porsi 11% saham setara 1,18 miliar saham.

Dengan asumsi rata-rata harga saham EXCL selama tiga bulan terakhir di posisi Rp 3.489 per saham, maka nilai 11% saham EXCL mencapai Rp 4,12 triliun.


Dikutip dari Bloomberg, kemarin, Axiata Group ingin menjual sebagian unit usahanya di luar negeri demi menghimpun dana senilai US$ 700 juta. Axiata akan menggunakan sebagian dana divestasi anak usaha untuk memangkas nilai utang mereka.

Nilai total utang Axiata membengkak 55% sejak akhir 2014 menjadi RM 21,5 miliar atau setara US$ 5,2 miliar per akhir Juni 2016. Menurut sumber Bloomberg yang enggan identitasnya dibuka, selain mencari pembeli 11% saham EXCL, Axiata Group berniat menjual masing-masing 30% kepemilikannya di Dialog Axiata Plc yang berbasis di Srilanka dan Smart Axiata Co di Kamboja.

Manajemen EXCL belum bisa memberikan pernyataan resmi mengenai rencana sang induk. EXCL menyerahkan sepenuhnya kepada induk usaha. ”Silakan langsung menanyakan kepada manajemen Axiata Group,” tutur VP Corporate Communication Turina Farouk kepada KONTAN, kemarin.

Manajemen Axiata Group mengatakan akan terus mengkaji ulang sejumlah strategi untuk meningkatkan nilai bagi para pemegang sahamnya. Sejak pertengahan tahun lalu, Axiata sudah mengeksplorasi sejumlah opsi, termasuk menyeimbangkan portofolio dan mengkaji ulang kepemilikan saham di anak usaha.

”Axiata akan menyampaikan informasi yang diperlukan pada waktu yang tepat. Sampai saat ini, informasi yang beredar (mengenai rencana penjualan saham) masih spekulatif,” ungkap Gowri Mohanadas, Corporate Communication Axiata Group kepada KONTAN melalui surat elektronik, tadi malam.

Analis Phillip Securities Milka Mutiara menilai, penjualan 11% saham EXCL bisa berdampak negatif. Menjual kepemilikan berarti Axiata tidak cukup yakin dengan kinerja EXCL ke depan.

”Tapi seharusnya efek penjualannya tak signifikan ke kinerja, karena hanya 11%. Axiata Group masih mayoritas dengan 55% saham,” kata Milka.

Analis Mega Capital Leonardo Teo menambahkan, rencana divestasi itu berpotensi menurunkan harga saham EXCL dalam jangka pendek. Tapi penurunan harga saham EXCL belakangan ini lantaran sentimen global.

”Lebih akibat isu suku bunga The Fed dan posisi IHSG yang cukup tinggi dibandingkan indeks bursa saham acuan global,” ungkap Leonardo. Harga saham EXCL kemarin turun 3,40% menjadi Rp 2.560 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie