Ayam & beras dongkrak inflasi November



JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan inflasi November 2015 mencapai 0,21%.

Adapun tingkat inflasi kalender (Januari-November) 2015 mencapai 2,73% dan inflasi inti mencapai 3,72%.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Sasmito Hadi Wibowo mengungkapkan, ada beberapa faktor penyebab inflasi, antara lain harga ayam dan beras.


Sasmito menjelaskan, harga beras mengalami kenaikan 0,55% di tingkat konsumen yang akhirnya menyebabkan inflasi.

"Harga ayam naik 1,2%. Ini karena kurangnya pasokan, tapi juga sedikit by design karena tadinya harga turun tajam. Kenaikan harga terjadi di 5 kota," kata Sasmito di kantornya, Selasa (1/12/2015).

Selain harga ayam dan beras, Sasmito menyatakan bahwa faktor lain yang menyebabkan inflasi adalah harga rokok yang mengalami kenaikan sebesar 1,16%.

Kenaikan ini akibat Peraturan Menteri Keuangan yang memajukan pungutan cukai yang seharusnya dibayar pada bulan Januari dan Februari 2016 menjadi Desember 2015.

Mengutip data yang dilansir BPS, inflasi disebabkan kenaikan sebagian besar indeks kelompok pengeluaran, yakni kelompok bahan makanan 0,33%, kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 0,47%, serta kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 0,15%.

Adapun kelompok kesehatan menyumbang bobot inflasi sebesar 0,44%, kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga 0,05%, kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan 0,06%.

Sedangkan kelompok yang mengalami penurunan indeks adalah kelompok sandang 0,23%.

Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga pada November 2015 antara lain beras, daging ayam, rokok kretek filter, telur ayam ras, buncis, kacang panjang, tomat sayur, tomat buah, nasi dengan lauk, rokok kretek, dan rokok putih.

Selain itu, tarif kontrak rumah, tarif sewa rumah, upah tukang bukan mandor, tarif rumah sakit, tarif angkutan udara, dan tarif jalan tol juga mengalami kenaikan harga.

(Sakina Rakhma Diah Setiawan)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Adi Wikanto