KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Azana Hotel and Resort Management targetkan kelola 56 hotel hingga akhir tahun 2018. Keinginan mengelola hotel dalam jumlah lebih diyakini karena tingkat hunian dan era ekonomi beralih ke era leisure. Chief Executive Officer Azana Hotel and Resort Management, Dicky Sumarsono menyebut bahwa setelah memiliki basis sebagai operator hotel, tahun ini Azana berkembang untuk melayani konsumen yang menggunakan hotel lifestyle. "Tiga sampai empat tahun lalu masuk ke era sharing ekonomi atau masuknya Airbnb, saat ini tahun leisure ekonomi, di mana kebutuhan pakai hotel jauh lebih tinggi," ujarnya di Jakarta, Kamis (18/1). Sudah 12 tahun eksis di Indonesia, Azana Hotels pada tahun 2017 sudah mengelola 31 hotel di seluruh Indonesia yaitu Jawa tengah, Jawa timur, Sumatera selatan, Bone, Jogjakarta, Kendari, hingga Jayapura. Ada empat jenis hotel yang dikelola oleh Dicky selaku pemilik Azana Hotel, yaitu Front One yang merupakan hotel budget tematik yang menyasar kalangan milenial usia 18-30 tahun dibagi atas Front One Cabin untuk single traveler, Front One Inn untuk perusahaan dan keluarga, Front One Hotel untuk konsumen kelas B, Quin's Hotel untuk kalangan usia 35-45 tahun dan The Azana Hotel atau Resort untuk pengunjung usia 40-60 tahun. Dicky menjelaskan ada empat Front One Cabin, 15 Front One Inn, 7 Front One Hotel, 4 Quins Hotel dan satu The Azana Hotel and Resort. "Kalau yang punya sendiri ada satu yaitu Front One Cabin di Solo. Tahun 2018, akan tambah dua lagi di Solo dan Sragen," tambahnya. Hanya saja, Dicky tidak membeberkan biaya yang disiapkan untuk membangun hotel. Dia bilang yang jelas di atas Rp 10 miliar. Rencananya tahun 2018, Dicky akan mengelola 25 hotel lagi milik mitra di seluruh Indonesia. "Biasanya sebulan buka dua hotel baru. Dan minimal space 200 meter, sampai 10.000 hingga 20.000 juga bisa," pungkasnya. Pertumbuhan bisnis hotel bujet di tanah air memang tak terbendung lagi. Namun, Dicky yakin bahwa untuk memenangkan persaingan bisnis, Azana memiliki strategi penjualan jitu. Yaitu punya nilai jual dengan desain interior menarik dan adil dalam menjalankan bisnis. Serta menyasar daerah yang belum banyak terdapat hotel.
Azana targetkan kelola 56 hotel di tahun ini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Azana Hotel and Resort Management targetkan kelola 56 hotel hingga akhir tahun 2018. Keinginan mengelola hotel dalam jumlah lebih diyakini karena tingkat hunian dan era ekonomi beralih ke era leisure. Chief Executive Officer Azana Hotel and Resort Management, Dicky Sumarsono menyebut bahwa setelah memiliki basis sebagai operator hotel, tahun ini Azana berkembang untuk melayani konsumen yang menggunakan hotel lifestyle. "Tiga sampai empat tahun lalu masuk ke era sharing ekonomi atau masuknya Airbnb, saat ini tahun leisure ekonomi, di mana kebutuhan pakai hotel jauh lebih tinggi," ujarnya di Jakarta, Kamis (18/1). Sudah 12 tahun eksis di Indonesia, Azana Hotels pada tahun 2017 sudah mengelola 31 hotel di seluruh Indonesia yaitu Jawa tengah, Jawa timur, Sumatera selatan, Bone, Jogjakarta, Kendari, hingga Jayapura. Ada empat jenis hotel yang dikelola oleh Dicky selaku pemilik Azana Hotel, yaitu Front One yang merupakan hotel budget tematik yang menyasar kalangan milenial usia 18-30 tahun dibagi atas Front One Cabin untuk single traveler, Front One Inn untuk perusahaan dan keluarga, Front One Hotel untuk konsumen kelas B, Quin's Hotel untuk kalangan usia 35-45 tahun dan The Azana Hotel atau Resort untuk pengunjung usia 40-60 tahun. Dicky menjelaskan ada empat Front One Cabin, 15 Front One Inn, 7 Front One Hotel, 4 Quins Hotel dan satu The Azana Hotel and Resort. "Kalau yang punya sendiri ada satu yaitu Front One Cabin di Solo. Tahun 2018, akan tambah dua lagi di Solo dan Sragen," tambahnya. Hanya saja, Dicky tidak membeberkan biaya yang disiapkan untuk membangun hotel. Dia bilang yang jelas di atas Rp 10 miliar. Rencananya tahun 2018, Dicky akan mengelola 25 hotel lagi milik mitra di seluruh Indonesia. "Biasanya sebulan buka dua hotel baru. Dan minimal space 200 meter, sampai 10.000 hingga 20.000 juga bisa," pungkasnya. Pertumbuhan bisnis hotel bujet di tanah air memang tak terbendung lagi. Namun, Dicky yakin bahwa untuk memenangkan persaingan bisnis, Azana memiliki strategi penjualan jitu. Yaitu punya nilai jual dengan desain interior menarik dan adil dalam menjalankan bisnis. Serta menyasar daerah yang belum banyak terdapat hotel.