KONTAN.CO.ID - JAKARTA. B. Braun Indonesia, perusahaan farmasi dan alat kesehatan yang berkantor pusat di Jerman mendukung kemandirian industri farmasi nasional dengan memproduksi obat-obatan secara lokal di fasilitas manufakturnya yang berlokasi di Cikampek, Karawang, Jawa Barat. Fasilitas ini merupakan pusat produksi yang menggabungkan teknologi terkini dengan pendekatan ramah lingkungan. Pada tahun ini, Braun Indonesia memperluas lini produksi dengan meluncurkan cairan infus pereda nyeri dan penurun panas (analgesik-antipiretik) dengan kemasan semi-rigid container. "Ini bagian komitmen jangka panjang kami berinvestasi di Indonesia. Tidak hanya dalam hal produksi, tapi juga dalam meningkatkan kapasitas dan teknologi lokal," kata Rainer Ruppel, Presiden Direktur B. Braun Indonesia, dalam rilis yang diterima Kontan.co.id, Selasa (9/10). Produksi cairan infus analgesik-antipiretik ini juga memperhatikan aspek terhadap dampak lingkungan. Setiap proses produksi didukung sumber energi yang ramah lingkungan. Termasuk pengoperasian pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) berkapasitas 1,2 MwP yang mulai beroperasi pada April 2024 lalu.
B Braun Indonesia Perluas Lini Produssi, Utamakan Bahan Ramah Lingkungan
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. B. Braun Indonesia, perusahaan farmasi dan alat kesehatan yang berkantor pusat di Jerman mendukung kemandirian industri farmasi nasional dengan memproduksi obat-obatan secara lokal di fasilitas manufakturnya yang berlokasi di Cikampek, Karawang, Jawa Barat. Fasilitas ini merupakan pusat produksi yang menggabungkan teknologi terkini dengan pendekatan ramah lingkungan. Pada tahun ini, Braun Indonesia memperluas lini produksi dengan meluncurkan cairan infus pereda nyeri dan penurun panas (analgesik-antipiretik) dengan kemasan semi-rigid container. "Ini bagian komitmen jangka panjang kami berinvestasi di Indonesia. Tidak hanya dalam hal produksi, tapi juga dalam meningkatkan kapasitas dan teknologi lokal," kata Rainer Ruppel, Presiden Direktur B. Braun Indonesia, dalam rilis yang diterima Kontan.co.id, Selasa (9/10). Produksi cairan infus analgesik-antipiretik ini juga memperhatikan aspek terhadap dampak lingkungan. Setiap proses produksi didukung sumber energi yang ramah lingkungan. Termasuk pengoperasian pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) berkapasitas 1,2 MwP yang mulai beroperasi pada April 2024 lalu.