Backdoor, RIMO akan jadi perusahaan properti



JAKARTA. Kabar bakal ada investor baru di PT Rimo International Lestari Tbk (RIMO) terjawab sudah. Investor baru ini melakukan backdoor listing dan mengubah lini usaha dari perusahaan ritel menjadi perusahaan properti.

Realisasinya dilakukan melalui aksi penerbitan saham dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) alias rights issue. Berdasarkan prospektus, perseroan akan menerbitkan 30,6 miliar saham. Harga eksekusi dibanderol Rp 265 per saham dan harga nominal Rp 250 per saham.

Sehingga, total aksi korporasi ini mencapai Rp 8,1 triliun. Informasi saja, harga rights issue RIMO ini hampir 40% lebih tinggi dibanding harga pasar saham RIMO, yaitu Rp 190 per saham.


Pembeli siaga rights issue RIMO adalah hedge fund bernama Haven Capital Pte Ltd yang mengelola Have Fund II. Adapun, rights issue ini memiliki efek dilusi 98,9%. Sebelum rights issue, RIMO akan menambah modal.

Pasalnya, modal dasar RIMO saat ini hanya Rp 960 juta saham atau setara dengan Rp 240 miliar. Sedangkan, total modal saham ditempatkan dan disetor penuh perseroan sebesar Rp 340 juta saham. Maka jumlah saham dalam portepel tersisa 620 juta.

Perseroan akan menambah modal dasar sebanyak 119,04 miliar saham dengan nilai nominal Rp 250 per saham. Sehingga, setelah rights issue total modal dasar RIMO menjadi 120 miliar saham atau setara dengan Rp 30 triliun.

Mayoritas atau sekitar 77,65% dana rights issue akan digunakan untuk mengakuisisi 99,99% saham PT Hokindo Mediatama. Nilainya berkisar Rp 6,25 triliun. Saat ini, pemegang saham Hokindo adalah PT Fajarindah Megah Perkasa sebesar 99,99% dan Okto Rikiko sebesar 0,002%.

Fokus bisnis Hokindo bergerak di bidang properti untuk perkotaan yang berbasis di sejumlah wilayah. Seperti, Jakarta, Cianjur, Serang, Sumbawa, Banjarmasin, Kendari, Balikpapan, Pontianak dan Bekasi. Hokindo juga berencana melakukan diversifikasi bisnis dengan mengembangkan apartemen, mall, superblock, warehouse dan komplek perumahan.

Kantor Jasa Penilai Publik Ihot Dollar & Raymond menilai aset pasar Hokindo saat ini sebesar Rp 3,89 triliun. Lebih lanjut, sebesar Rp 1,72 triliun dana HMETD juga akan digunakan untuk menambah modal anak usaha Hokindo dan modal kerja Hokindo sendiri.

Anak usaha yang dimaksud adalah Benua Land Sejahtera. Perseroan ingin meningkatkan kepemilikan yang semula 61,7% menjadi 99,99%. Selain itu, juga untuk perluasan lahan di Banua Land Sejahtera melalui penerbitan saham baru dan PT Gema Inti Perkasa.

Lalu, sisa dana rights issue akan digunakan untuk membayar kewajiban perseroan dan modal kerja RIMO. Masing-masing nilainya sebesar Rp 67 miliar dan Rp 7 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto