KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Prospek bisnis properti hunian di wilayah Karawang masih menjanjikan, termasuk rumah subsidi. Posisinya sebagai kawasan industri dan juga dilengkapi dengan infrastruktur memadai membuat pasar properti di wilayah ini tetap tinggi. Perusahaan-perusahaan multinasional yang berdiri di Karawang menyerap banyak tenaga kerja sehingga membutuhkan hunian yang layak dan mendukung mobilitas masyarakat yang sangat tinggi. Pengamat Properti dan Perumahan Anton Sitorus mengungkapkan, saat ini di Indonesia prospek perumahan masih tinggi, apalagi Karawang merupakan daerah industri yang saat ini terus mengalami pertumbuhan populasi yang cepat.
"Di Karawang, dari segi upah pekerja yang paling tinggi se Indonesia. Artinya permintaan dan aspek ekonominya di Karawang sudah cukup besar," ungkapnya baru-baru ini. Menurutnya, faktor yang mempengaruhi prospek pasar sebuah perumahan adalah kondisi pasokan rumah di sebuah wilayah dan dari sisi harga. Jika lokasi sudah menarik dan harga yang ditawarkan sesuai dengan kemampuan masyarakat maka sebuah perumahan akan laku keras. Namun jika terlalu mahal, lanjutnya, akan sulit untuk dibeli masyarakat. Ia melihat potensi pasar untuk segmen rumah subsidi lebih besar karena harganya sudah dipatok oleh pemerintah. Baca Juga: Selain ASN, Ini Kelompok Masyarakat yang Bisa Dapatkan Fasilitas KPR dari BP Tapera Berdasarkan data Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), backlog perumahan hingga akhir 2022 mencapai 12,71 juta. Angka ini disebut akan terus bertambah sekitar 600.000 hingga 800.000 setiap tahunnya. Meskipun pengembang nasional sudah banyak hadir di Karawang dengan mengembangkan kawasan hunian terpadu, namun pengembang rumah subsidi juga masih ada untuk menggarap pasar masyarakat berpenghasilan rendah walaupun jumlah sudah semakin berkurang. Salah satunya adalah PT Pandawa Makmur Sejahtera yang mengembangkan perumahan subsidi Batik Residence Karawang dengan harga jual sekitar Rp 150 juta hingga Rp 160 jutaan. Masyarakat sudah bisa memiliki hunian ini hanya dengan cicilan sangat ringan. Direktur PT Pandawa Makmur Sejahtera Robertus Erick Tiono mengungkapkan Untuk cicilan 20 tahun yang harus dibayar per bulan Rp 1,03 juta, sedangkan untuk 15 tahun Rp 1,24 juta dan 10 tahun Rp 1,67 juta. "Kami optimis bisa menyediakan rumah subsidi dengan design arsitektur, penataan ruang, spesifikasi bangunan dan fasilitas perumahan yang tidak dimiliki developer perumahan subsidi pada umumnya guna memberikan hunian yang nyaman," kata Robertus dalam keterangan resminya, Rabu (25/1). Baca Juga: Pembangunan Rumah Subsidi Terancam Melambat, Ini Alasannya