SINGAPURA. Posisi dollar AS masih tetap perkasa terhadap euro. Pada pukul 09.07 waktu Tokyo, dollar AS tak banyak mencatatkan perubahan di level US$ 1,2907 per euro. Kemarin (29/10), dollar menguat 0,3%. Sementara itu, posisi euro juga tak banyak berubah di posisi 102,98 yen. Dalam dua hari terakhir, euro sudah keok sebesar 0,9%. Sedangkan mata uang Jepang berada di level 79,79 per dollar setelah pada 26 Oktober lalu menyentuh level 79,79 per dollar. Ini merupakan level terlemah sejak 25 Juni lalu. Keperkasaan dollar AS terjadi setelah angin badai Sandy melumpuhkan pasar modal AS. Selain itu, investor juga kembali mencemaskan kondisi Eropa yang belum menunjukkan tanda-tanda membaik sehingga mendongkrak permintaan aset-aset yang lebih aman. "Investor menilai, akan lebih baik untuk menggenggam dollar AS dalam beberapa hari ke depan saat volume perdagangan sepi dan mereka tidak mengetahuibagaimana dampak yang ditimbulkan oleh badai. Selain itu, investor juga mencemaskan kondisi di Eropa saat ini. Hal itu pula yang menyebabkan permintaan dollar meningkat," papar Sean Callow, senior currency strategist Westpac Banking Corp di Sydney. Asal tahu saja, bursa perdagangan AS ditutup untuk hari kedua, menyusul ditutupnya pasar obligasi. Hal ini disebabkan angin badai Sandy dengan kekuatan 90 mil per jam saat ini tengah menuju kota New York dan melumpuhkan pasar saham Amerika.Penutupan pasar saham kemarin, penutupan pertama akibat cuaca buruk sejak 1888, diumumkan oleh NYSE Euronext setelah berkonsultasi dengan bursa lainnya. Sebelumnya, Asosiasi Industri Sekuritas dan Pasar Finansial AS memberikan rekomendasi untuk menutup pasar sehari penuh hari ini (30/10), setelah mereka menutup transaksi perdagangan New York kemarin. Namun, CME Group Inc membuka transaksi perdagangan indeks saham berjangka dan option mulai malam waktu New York hingga pukul 09.15 pagi 30 Oktober waktu setempat. Sementara di Jerman, jumlah pengangguran diprediksi akan bertambah sebanyak 10.000 orang pada Oktober. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Badai Sandy kian menguatkan posisi dollar AS
SINGAPURA. Posisi dollar AS masih tetap perkasa terhadap euro. Pada pukul 09.07 waktu Tokyo, dollar AS tak banyak mencatatkan perubahan di level US$ 1,2907 per euro. Kemarin (29/10), dollar menguat 0,3%. Sementara itu, posisi euro juga tak banyak berubah di posisi 102,98 yen. Dalam dua hari terakhir, euro sudah keok sebesar 0,9%. Sedangkan mata uang Jepang berada di level 79,79 per dollar setelah pada 26 Oktober lalu menyentuh level 79,79 per dollar. Ini merupakan level terlemah sejak 25 Juni lalu. Keperkasaan dollar AS terjadi setelah angin badai Sandy melumpuhkan pasar modal AS. Selain itu, investor juga kembali mencemaskan kondisi Eropa yang belum menunjukkan tanda-tanda membaik sehingga mendongkrak permintaan aset-aset yang lebih aman. "Investor menilai, akan lebih baik untuk menggenggam dollar AS dalam beberapa hari ke depan saat volume perdagangan sepi dan mereka tidak mengetahuibagaimana dampak yang ditimbulkan oleh badai. Selain itu, investor juga mencemaskan kondisi di Eropa saat ini. Hal itu pula yang menyebabkan permintaan dollar meningkat," papar Sean Callow, senior currency strategist Westpac Banking Corp di Sydney. Asal tahu saja, bursa perdagangan AS ditutup untuk hari kedua, menyusul ditutupnya pasar obligasi. Hal ini disebabkan angin badai Sandy dengan kekuatan 90 mil per jam saat ini tengah menuju kota New York dan melumpuhkan pasar saham Amerika.Penutupan pasar saham kemarin, penutupan pertama akibat cuaca buruk sejak 1888, diumumkan oleh NYSE Euronext setelah berkonsultasi dengan bursa lainnya. Sebelumnya, Asosiasi Industri Sekuritas dan Pasar Finansial AS memberikan rekomendasi untuk menutup pasar sehari penuh hari ini (30/10), setelah mereka menutup transaksi perdagangan New York kemarin. Namun, CME Group Inc membuka transaksi perdagangan indeks saham berjangka dan option mulai malam waktu New York hingga pukul 09.15 pagi 30 Oktober waktu setempat. Sementara di Jerman, jumlah pengangguran diprediksi akan bertambah sebanyak 10.000 orang pada Oktober. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News