Badai Tropis Berpotensi Dongkrak Harga Minyak



JAKARTA. Spekulasi akan adanya badai tropis yang mungkin menyerang Teluk Meksiko dan prediksi turunnya cadangan minyak AS mengangkat harga minyak mentah dunia. Kemarin, minyak mentah untuk pengiriman September 2010 di Pasar NYMEX-AS menyentuh US$ 78,22 per barel pada pukul 18.25 WIB. Ini artinya minyak memperpanjang reli sejak awal pekan (19/7), di level US$ 76,9 per barel. Data yang dirilis American Petroleum Institute (API), Selasa (20/7) malam, menyebut cadangan minyak mentah Amerika Serikat turun 241.000 barel menjadi 353,3 juta barel pada pekan lalu. Sementara, Rabu (21/7) malam, Energy Departemen diprediksi bakal merilis penurunan cadangan minyak sebesar 1,2 juta barel. Kenaikan harga juga didukung spekulasi badai tropis yang mungkin memasuki Teluk Meksiko. Badai ini berpotensi mengganggu produksi minyak di kawasan yang menyumbang 31% produksi minyak AS itu. Analis Askap Futures Ibrahim bilang, badai kemungkinan akan menghambat pembersihan sisa minyak yang bocor dan aktivitas penutupan pipa yang bocor. Selain itu, isu geopolitik berperan besar dalam mendongkrak harga emas hitam ini. Ketegangan di Turki semakin memanas setelah kaum pemberontak melakukan aksi kekerasan terhadap prajurit. Ketegangan politik di kawasan Timur Tengah selalu menjadi isu kuat yang mengangkat harga minyak karena dikhawatirkan menghambat suplai minyak dunia. Ibrahim memprediksi, minyak akan bergulir di US$ 77-US$ 79 per barel hari ini. "Kalaupun sentuh US$ 79 per barel, lebih karena isu kuat geopolitik dan spekulasi badai," lanjut Ibrahim. Sementara, analis Harumdana Berjangka Nizar Hilmy menambahkan, badai kali ini diperkirakan berpotensi mengurangi produksi minyak di Teluk Meskiko hingga 26 juta barel. Selain itu, rebound pasar saham mendukung penguatan harga minyak. Dia memprediksi minyak mentah bergulir di US$ 76,80-US$ 78,80 per barel. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Barratut Taqiyyah Rafie