MELBOURNE. Badai Tropis Debby menyebabkan produksi minyak di Teluk Meksiko terganggu. Kondisi tersebut turut mempengaruhi pergerakan harga minyak pagi ini. Berdasarkan data Bloomberg, pagi tadi, harga kontrak minyak jenis WTI untuk pengantaran Agustus naik 92 sen menjadi US$ 80,68 sebarel di New York Mercantile Exchange. Pada pukul 09.18 waktu Sydney, kontrak yang sama berada di posisi US$ 80,04 sebarel. Meski demikian, jika dihitung, harga minyak sudah merosot 19% di sepanjang tahun ini. Menurut Biro Penanganan Keselamatan dan Lingkungan AS, saat ini badai Debby sudah bergerak menjauh dari area kilang minyak dan gas di kawasan Teluk Meksiko. Di wilayah ini, sejumlah perusahaan seperti ConocoPhillips, Anadarko Petroleum Corp, dan BP Plc, menghentikan produksinya. "Badai tropis mempengaruhi harga minyak mentah serta pasar produk penyulingan lainnya. Dampaknya diprediksi lebih besar dari kejadian beberapa tahun lalu, karena saat ini AS mengekspor dalam jumlah besar," papar Robin Mills, head of consulting Manaar Energy Consulting and Project Management di Dubai. Catatan saja, produksi gas alam AS di Teluk Meksiko mencapai 6,5%. Sedangkan produksi minyak AS di wilayah ini mencapai 29% dan 40% produk penyulingan lainnya. Sementara itu, harga kontrak minyak jenis Brent untuk pengantaran Agustus naik 0,6% menjadi US$ 91,55 per barel di ICE Futures Europe exchange. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Badai tropis Debby mendongkrak harga minyak
MELBOURNE. Badai Tropis Debby menyebabkan produksi minyak di Teluk Meksiko terganggu. Kondisi tersebut turut mempengaruhi pergerakan harga minyak pagi ini. Berdasarkan data Bloomberg, pagi tadi, harga kontrak minyak jenis WTI untuk pengantaran Agustus naik 92 sen menjadi US$ 80,68 sebarel di New York Mercantile Exchange. Pada pukul 09.18 waktu Sydney, kontrak yang sama berada di posisi US$ 80,04 sebarel. Meski demikian, jika dihitung, harga minyak sudah merosot 19% di sepanjang tahun ini. Menurut Biro Penanganan Keselamatan dan Lingkungan AS, saat ini badai Debby sudah bergerak menjauh dari area kilang minyak dan gas di kawasan Teluk Meksiko. Di wilayah ini, sejumlah perusahaan seperti ConocoPhillips, Anadarko Petroleum Corp, dan BP Plc, menghentikan produksinya. "Badai tropis mempengaruhi harga minyak mentah serta pasar produk penyulingan lainnya. Dampaknya diprediksi lebih besar dari kejadian beberapa tahun lalu, karena saat ini AS mengekspor dalam jumlah besar," papar Robin Mills, head of consulting Manaar Energy Consulting and Project Management di Dubai. Catatan saja, produksi gas alam AS di Teluk Meksiko mencapai 6,5%. Sedangkan produksi minyak AS di wilayah ini mencapai 29% dan 40% produk penyulingan lainnya. Sementara itu, harga kontrak minyak jenis Brent untuk pengantaran Agustus naik 0,6% menjadi US$ 91,55 per barel di ICE Futures Europe exchange. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News