Badan Buruh PBB Selidiki Dugaan Eksploitasi Pekerja Palestina di Israel



KONTAN.CO.ID - YERUSALEM. Badan buruh PBB, Organisasi Perburuhan Internasional (ILO), memulai investigasi terkait tuduhan perlakuan buruk dan eksploitasi pekerja Palestina di Israel. Aksi tersebut diduga telah menewaskan lebih dari 120 pekerja dalam 15 bulan terakhir.

Mengutip Arab News, laporan yang hendak dikaji ILO juga merinci pelecehan terhadap pekerja Palestina di pos pemeriksaan dan penghalang militer, tidak adanya standar kesehatan dan keselamatan kerja, dan jam kerja ilegal yang di luar batas.

Para pemimpin Palestina telah menyerahkan berkas kepada komite pencari fakta dari organisasi tersebut yang menunjukkan bahwa tentara Israel membunuh 93 pekerja Palestina di Israel pada tahun 2022, dan 31 lagi sepanjang tahun ini.


"Calo dan perantara ilegal memotong sekitar US$ 34 juta per bulan dari biaya yang diambil dari gaji pekerja, yang mencegah penerapan sistem jaminan sosial yang berfungsi di Palestina," kata Shaher Saad, sekretaris jenderal Federasi Umum Serikat Buruh Palestina.

Baca Juga: Pasukan Israel Menyerbu Kamp Pengungsi Palestina, 6 Orang Tewas

Sekitar 170.000 warga Palestina dari Tepi Barat dan 17.000 dari Jalur Gaza bekerja di Israel atau di permukiman ilegal Israel.

Setiap bulannya, mereka bahkan diharuskan membayar sekitar 2.500 shekel atau sekitar Rp 10,5 juta untuk biaya izin kerja.

Institute for National Security Studies dalam laporannya tahun 2021 menunjukkan bahwa orang yang menjual izin kerja secara ilegal memiliki pendapatan tahunan sebesar 1 miliar shekel dari sekitar 40.000 pekerja Palestina.

Dugaan ekspolitasi tersebut terus terjadi saat bentrokan antara pasukan Israel dengan warga Palestina terjadi di Tepi Barat dan Yerusalem Timur. Jumlah bentrokan bahkan dilaporkan meningkat di bulan Ramadan ini.

Pada hari Selasa (28/3), tentara Israel menangkap 13 warga dari berbagai bagian Tepi Barat. Di saat yang sama, tentara Israel terus memperketat cengkeramannya di kota Huwara selama empat hari berturut-turut.

Baca Juga: Kesepakatan Perdagangan Bebas Israel-Uni Emirat Arab Resmi Berlaku Mulai 1 April

Kamal Odeh, sekretaris Fatah di Huwara, mengatakan bahwa tentara Israel telah dikerahkan secara intensif di jalan utama serta memasang beberapa penghalang dan mencoba mengalihkan rute warga melalui jalan-jalan sekunder di dalam kota.

Buldoser Israel juga menghancurkan tiga fasilitas pertanian di hutan belantara Al-Sawahra, sebelah timur Yerusalem, dan fasilitas komersial di Deir Ballut, sebelah barat Salfit.

Mayor Jenderal Abdullah Kamil, gubernur Salfit, penggundulan hutan itu bertujuan untuk mengusir warga Palestina sekaligus membangun lebih banyak permukiman Israel.