Badan HAM PBB Akhirnya Mendapatkan Izin dari China untuk Mengunjungi Xinjiang



KONTAN.CO.ID - BEIJING. Pemerintah China dikabarkan telah memberi izin kepada Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia (OHCHR) untuk berkunjung ke Xinjiang pada paruh pertama tahun ini. Kunjungan diperkirakan akan berlangsung setelah gelaran Olimpiade Musim Dingin selesai.

Olimpiade Musim Dingin Beijing sendiri akan berlangsung pada 4-20 Februari mendatang.

Mengutip laporan South China Morning Post hari Kamis (27/1), persetujuan diberikan dengan syarat perjalanan itu harus ada dalam koridor persahabatan tanpa ada tujuan penyelidikan.


Untuk saat ini Kementerian Luar Negeri China, utusan China di PBB, dan PBB sendiri masih belum memberikan komentar terkait kabar ini.

Baca Juga: Apple Merebut Posisi Pertama di China, Pangsa Pasar iPhone Menembus Rekor

Sampai saat ini masih banyak kelompok-kelompok pegiat HAM yang menuduh China melakukan pelanggaran besar-besaran terhadap warga Uighur dan kelompok minoritas lainnya di wilayah barat Xinjiang.

Sebuah fasilitas berupa kamp konsentrasi telah dicurigai berfungsi sebagai tahanan massal, yang di dalamnya terdapat praktik kerja paksa dan penyiksaan. Amerika Serikat bahkan menuduh China telah melakukan genosida terhadap kelompok Muslim Uighur.

China tentunya terus membantah semua tuduhan pelecehan terhadap Muslim Uighur dan etnis Turki lainnya. China berdalih bahwa kebijakannya dilakukan untuk memerangi ekstremis agama.

Baca Juga: Kasus Covid-19 Meningkat, Beijing Periksa Perusahaan Rantai Pasok Dingin

Sophie Richardson, Direktur Human Rights Watch China, menegaskan bahwa tidak boleh ada satu pihak pun di dunia dengan pernyataan dan pembelaan China. Menurutnya, pemerintah China sampai saat ini masih berusaha mengalihkan perhatian dunia dari kejahatan HAM yang mereka lakukan.

"Tidak seorang pun, terutama diplomat hak asasi manusia terkemuka dunia, harus tertipu oleh upaya pemerintah China untuk mengalihkan perhatian dari kejahatannya terhadap kemanusiaan yang menargetkan Uyghur dan komunitas Turki lainnya," kata Richardson dalam pernyataannya yang diterima Reuters.

Pelanggaran HAM oleh China mulai disorot sejak penyelenggaraan Olimpiade Beijing tahun 2008. Pernyataan AS tentang genosida Muslim Uighur mendorong boikot diplomatik dari AS serta negara-negara lain. Aksi boikot diplomatik kembali muncul jelang Olimpiade Musim Dingin tahun ini.