Badan Karantina Pertanian akan tingkatkan pengawasan ekspor impor pertanian



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Pertanian (Kemtan) berupaya meningkatkan kinerja Badan Karantina Pertanian dalam pengawasan dan penindakan ekspor dan impor komoditas pertanian tahun ini, baik dari sisi perdagangan internasional maupun domestik.

Arifin Tasriff, Kepala Pusat Kepatuhan, Kerjasama dan Informasi Badan Karantina Pertanian menyampaikan akan memperketat evaluasi dan pengawasan terutama pada perusahaan yang sudah memiliki izin impor. "Kami akan meningkatkan koordinasi,baik dengan dirjen hortikultura, importir yang sudah mendapat izin, akan kami kawal agar memberi kepastian kepada pelaku pasar," katanya, Jumat (4/1).

Dalam catatan Kontan.co.id, pada periode 2015- November 2018 lalu, Badan Karantina Pertanian telah mencegah 185 kasus perdagangan ilegal dengan komoditas bawang, daging, beras, gula, jagung, wortel, unggas dan daging celeng. Tangkapan paling banyak terjadi pada tahun 2017 dengan 61 kasus penangkapan yang memiliki volume 200 ton.


Badan Karantina Pertanian sebelumnya juga menyampaikan bahwa pada 2018 terdapat 240 benih bawang putih impor bervirus di Medan yang berhasil dicegah penggunaannya. Dalam studi departmen tersebut, bila benih tersebut ditanami bisa menyebabkan kerugian negara hingga Rp 50,4 miliar.

Adapun salah satu upaya terbaru dalam melakukan pengawasan distribusi komoditas yang dilakukan adalah menerapkan sistem penelusuran karantina (quarantine tracker) yang telah diterapkan untuk perdagangan daging celeng dari Sumatra ke Jawa.

Agus Sunanto Kepala Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani Badan Karantina Pertanian menyampaikan, pemeriksaan daging celeng ini menjadi penting karena sifat daging sensitif dan implikasi bila tercecer dan merembes ke pasar bebas bisa menyebabkan kericuhan.

Padahal daging celeng dari Sumatra yang tiba di Jakarta, digunakan untuk makanan binatang di Ragunan. "Metode pengawasannya dengan tim tracker, pasang GPS ke alat pengangkut dan hanya bisa dibuka oleh pihak penerima sesuai data," kata Agus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli