JAKARTA. Ketua Badan Kehormatan (BK) DPR Muhammad Prakosa merekomendasikan kepada Sekretariat jenderal (Setjen) DPR agar mengganti perabotan mewah dan impor yang dipakai dalam proyek renovasi ruang Badan Anggaran (Banggar) DPR senilai Rp 20 miliar. Perabotan itu selanjutnya diganti dengan perabotan produksi dalam negeri."Pelaksanaannya akan segera dibicarakan Setjen, Konsultan Perencana, Konsultan Pengawas, dan Pelaksanan Proyek," ujarnya di sela-sela rapat BK, Selasa (24/1).Prakosa yakin bisa dilakukan penghematan yang cukup besar dengan penggantian perabotan ini. Namun, ia belum bisa menjelaskan bagaimana teknis penggantian, termasuk bagaimana nasib barang-barang yang sudah telanjur dibeli.Sementara terkait dugaan pelanggaran kode etik, pihaknya belum bisa berbicara banyak. Alasannya, BK masih mengumpulkan keterangan saksi dan bukti."Kan ada keterangan pembicaraan konsultan dan anggota dewan, ini masih kami telusuri. Saksi, notulen, ada atau tidak. Ini masih kami cek silang lagi," tukasnya.Sementara Direktur PT Gubah Laras Widyanari Hardjoprakoso yang tampak menghadiri rapat dengan BK enggan memberi keterangan pada wartawan. "Tadi semuanya sudah disampaikan di BK," kilahnya.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Badan Kehormatan usul perabot Banggar diganti
JAKARTA. Ketua Badan Kehormatan (BK) DPR Muhammad Prakosa merekomendasikan kepada Sekretariat jenderal (Setjen) DPR agar mengganti perabotan mewah dan impor yang dipakai dalam proyek renovasi ruang Badan Anggaran (Banggar) DPR senilai Rp 20 miliar. Perabotan itu selanjutnya diganti dengan perabotan produksi dalam negeri."Pelaksanaannya akan segera dibicarakan Setjen, Konsultan Perencana, Konsultan Pengawas, dan Pelaksanan Proyek," ujarnya di sela-sela rapat BK, Selasa (24/1).Prakosa yakin bisa dilakukan penghematan yang cukup besar dengan penggantian perabotan ini. Namun, ia belum bisa menjelaskan bagaimana teknis penggantian, termasuk bagaimana nasib barang-barang yang sudah telanjur dibeli.Sementara terkait dugaan pelanggaran kode etik, pihaknya belum bisa berbicara banyak. Alasannya, BK masih mengumpulkan keterangan saksi dan bukti."Kan ada keterangan pembicaraan konsultan dan anggota dewan, ini masih kami telusuri. Saksi, notulen, ada atau tidak. Ini masih kami cek silang lagi," tukasnya.Sementara Direktur PT Gubah Laras Widyanari Hardjoprakoso yang tampak menghadiri rapat dengan BK enggan memberi keterangan pada wartawan. "Tadi semuanya sudah disampaikan di BK," kilahnya.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News