KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Apakah badan lemas menjadi tanda malnutrisi? Simak beberapa tanda yang muncul, jenis, dan cara pencegahannya. Malnutrisi merupakan kondisi di mana seseorang tidak mendapatkan nutrisi yang cukup atau tidak seimbang dari makanan yang dikonsumsi. Hal ini bisa terjadi karena kurangnya akses terhadap makanan yang bergizi, kurangnya pengetahuan tentang gizi yang tepat, atau masalah kesehatan yang mengganggu penyerapan nutrisi.
Jenis Malnutrisi
1. Undernutrisi
Undernutrisi adalah apa yang banyak orang pikirkan ketika seseorang berpikir tentang malnutrisi. Undernutrisi adalah kekurangan nutrisi. Anda mungkin mengalami undernutrisi jika Anda tidak memiliki diet yang memadai, atau jika tubuh memiliki kesulitan dalam menyerap cukup nutrisi dari makanan Anda. Undernutrisi dapat menyebabkan pemborosan lemak dan otot yang terlihat, tetapi juga dapat tidak terlihat. Anda dapat memiliki berat badan berlebih dan undernutrisi. - Undernutrisi makronutrien Kondisi kesehatan disebut undernutrisi protein-energi, ini adalah kekurangan makronutrien: protein, karbohidrat, dan lemak. Makronutrien adalah blok bangunan utama dari diet, nutrisi yang tubuh Anda andalkan untuk memproduksi energi untuk menjaga dirinya sendiri. Tanpa atau bahkan hanya salah satunya tubuh Anda segera mulai hancur, memecah jaringan dan menutup fungsi nonesensial untuk menghemat energi rendahnya. Baca Juga: Ini Sejarah Aspirin, Manfaat, Dosis, dan Efek Samping - Undernutrisi mikronutrien Mikronutrien merupakan vitamin dan mineral. Tubuh membutuhkan ini dalam jumlah yang lebih kecil, tetapi itu membutuhkannya, untuk semua jenis fungsi. Banyak orang memiliki defisiensi ringan dalam beberapa vitamin dan mineral karena kurangnya variasi dalam diet. Anda mungkin tidak menyadari defisiensi vitamin ringan yang memengaruhi, tetapi ketika undernutrisi mikronutrien menjadi lebih parah, itu bisa mulai memiliki efek serius dan berkelanjutan.2. Overnutrisi
Organisasi Kesehatan Dunia baru-baru ini menambahkan overnutrisi ke dalam definisi malnutrisi untuk mengakui efek kesehatan merugikan yang dapat disebabkan oleh konsumsi nutrisi yang berlebihan. Ini termasuk efek dari kelebihan berat badan dan obesitas, yang sangat terkait dengan sejumlah penyakit tidak menular. Hal Ini juga termasuk toksisitas yang dapat dihasilkan dari overdosis mikronutrien tertentu. Baca Juga: Apakah Jeruk Nipis Bisa Menurunkan Berat Badan? Mari Bongkar Faktanya! - Overnutrisi makronutrien Ketika tubuh Anda memiliki kelebihan kalori protein, karbohidrat, dan/atau lemak untuk digunakan, itu menyimpannya sebagai sel lemak di jaringan adiposa Anda. Tetapi ketika tubuh Anda kehabisan jaringan untuk penyimpanan, sel lemak itu sendiri harus tumbuh. Sel lemak yang membesar terkait dengan inflamasi kronis dan dengan sejumlah gangguan metabolisme yang mengikuti. Ini dapat menyebabkan NCD seperti diabetes mellitus, penyakit arteri koroner, dan stroke. - Overnutrisi mikronutrien Anda sebenarnya dapat overdosis pada suplemen vitamin dan mineral. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menjelaskan bagaimana ini terjadi dan seberapa banyak terlalu banyak dari vitamin atau mineral tertentu. Secara umum, overnutrisi mikronutrien jarang terjadi dan tidak terjadi hanya dari diet saja. Tetapi jika Anda mengonsumsi dosis besar dari suplemen tertentu, itu dapat memiliki efek toksik bagi tubuh. Baca Juga: 21 Layanan yang Tidak DItanggung BPJS Kesehatan, Catat Apa SajaApakah Badan Lemas Tanda Malnutrisi?
Badan lemas bisa menjadi salah satu tanda malnutrisi, tetapi bukan satu-satunya penyebab. Ini terjadi ketika tubuh tidak mendapatkan cukup nutrisi yang dibutuhkan untuk berfungsi dengan baik. Lalu, apa saja tanda dan gejala lain dari malnutrisi? Kenali hal-hal yang bisa terjadi. Kondisi Undernutrisi dapat terlihat seperti:- Berat badan rendah dan tulang-tulang menonjol.
- Lengan dan kaki yang kurus dengan edema di perut dan wajah.
- Pertumbuhan dan perkembangan intelektual yang terhambat (anak-anak).
- Mudah lelah dan pusing.
- Iritabilitas, apati, atau ketidakperhatian.
- Kulit kering, kaku, ruam, dan luka.
- Rambut rapuh, kerontokan rambut, dan kehilangan pigmen rambut.
- Denyut jantung dan tekanan darah rendah.
- Obesitas.
- Tekanan darah tinggi.
- Resistensi insulin.
- Penyakit jantung.