Badan otoritas 10 destinasi wisata terbentuk 2017



JAKARTA. Pemerintah menargetkan, Badan Otorita Pengelola Kawasan Pariwisata seluruhnya terbentuk pada tahun depan. Hal ini menjadi penting seiring dengan mulai masuknya investasi di 10 kawasan destinasi pariwisata unggulan.

Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan, dari 10 destinasi wisata prioritas terdapat enam kawasan yang tidak berupa Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). Saat ini baru Danau Toba yang telah memiliki Badan Orotitas tersebut.

Arief mengatakan, dalam waktu dekat Badan Otorita di kawasan pariwisata Borobudur akan segera terbentuk. "Selanjutnya (Badan Otorita) Borobudur, kami harapkan tahun ini selesai selambat-lambatnya Januari 2017," kata Arief, Senin (19/12).


Untuk Badan Otorita di kawasan Borobudur, saat ini proses pembentukannya sudah selesai di tingkat Kementerian Pariwisata (Kempar) dan tinggal menunggu Peraturan Presiden (Perpres) untuk penetapannya.

Sementara itu, untuk lima destinasi wisata diluar KEK akan terselesaikan pembentukan Badan Otoritanya pada triwulan I tahun depan. "Poinnya harus ada pengelolanya, kelemahan kita tidak ada pengelola (di Kawasan pariwisata) dulu," ujar Arief.

Menurut Arief, invesasi fisik di sektor pariwisata menunjukkan peningkatan yang signifikan. Bila pada tahun 2015 investasi pariwisata mencapai US$ 1 miliar, pada tahun 2016 naik hingga mencapai US$ 1,5 miliar.

Sekadar catatan, 10 destinasi pariwisata prioritas tersebut adalah Danau Toba, Tanjung Kelayang, Tanjung Lesung, Kepulauan Seribu, Borobudur, Bromo-Tengger-Semeru, Mandalika, Labuan Bajo, Wakatobi, dan Morotai.

Ketua Tim Percepatan Pembangunan Destinasi Pariwisata Prioritas Kementerian Pariwisata (Kempar) Hiramsyah S Thaib mengatakan, beberapa investor luar negeri telah melakukan penjajakan ke lokasi-lokasi destinasi wisata prioritas tersersebut. Meski tidak merinci, setidaknya ada dua investor yang tertarik untuk mengembangkan pariwisata di Danau Toba dan Mandalika.

Walau belum menentukan jumlah besaran investasi yang akan ditanamkan, namun investor itu berasal dari Cina dan Singapura. Sektor yang diincar tersebut ialah dibidang resort. "Kebetulan, Cina dan Singapura yang agresif (melakukan pendekatan)," kata Hiramsyah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia