KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Pangan Nasional (Bapanas) menargetkan Perum Bulog untuk serap beras petani sebanyak 2,5 juta ton sampai 3 juta ton di tahun ini. Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi menjelaskan target ini seiring dengan penetapan anyar harga pembelian pemerintah (HPP) untuk gabah kering panen (GKP) di tingkat petani yang naik menjadi Rp 6.500/kg dari sebelumnya Rp 6.000/kg. "Target Bulog tahun ini sekitar 2,5 sampai 3 juta ton setara beras, apakah itu dalam bentuk GKP yang setara beras 600.000 ton, Gabah Kering Giling (GKG) yang setara beras 900.000 ton, kemudian 1,5 juta ton dalam bentuk beras di seluruh Indonesia," kata Arief dalam keterangan tertulisnya, Kamis (16/1).
Baca Juga: Arahan Prabowo, Badan Pangan Nasional Mulai Kemandirian Pangan dari Desa Lebih lanjut, Arief memperkirakan gabah yang bisa di panen pada masa panen raya Maret-April mencapai 13 juta ton-14 juta ton, atau 7 juta ton setara beras. Hasil panen ini memang tidak semuanya diserap oleh Perum Bulog, namun sebagian lainnya juga akan diserap oleh penggilingan padi di seluruh Indonesia. Untuk itu, Arief meminta pada Perkumpulan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia (Perpadi) menjadi mitra strategis pemerintah dan Perum Bulog untuk membantu penyerapan produksi dalam negeri sesuai HPP yang ditetapkan oleh pemerintah. "Salah satu kunci kesuksesan kita nanti saat panen raya adalah kesinambungan mulai dari on-farm, kemudian off-farm saat pascapanen. Jadi petani itu menanam bisa semangat, karena gabahnya dibeli dengan harga baik," jelasnya. Sebagaimana diketahui, Pemerintah memutuskan menaikkan harga pembelian pemerintah (HPP) untuk gabah petani dan beras. HPP gabah kering panen (GKP) di tingkat petani dinaikkan Rp 6.500, dari sebelumnya Rp 6.000 per kg. Baca Juga: Bapanas Bakal Beri Sanksi Pedagang yang Jual Beras SPHP di atas HET