Badan restorasi gambut terima hibah US$ 90 juta



JAKARTA. Badan Restorasi Gambut menargetkan dana komitmen bantuan atawa hibah luar negeri untuk program pemulihan lahan gambut bisa dicairkan mulai pertengahan tahun 2016. Pemerintah tengah merumuskan program-program kegiatan yang pendanaannya bersumber dari dana hibah tersebut.

Saat ini telah ada tiga komitmen bantuan dana untuk restorasi gambut yang telah diterima. Yakni, dari yayasan filantropi di Amerika Serikat sennilai US$ 15 juta, dana hibah pemerintah Amerika Serikat melalui Millennium Challenge Account Indonesia (MCA-I) senilai US$ 30 juta, serta dari pemerintah Norwegia sebesar US$ 50 juta.

Nazir Foead, Kepala Badan Restorasi mengatakan, beberapa program yang akan dilakukan pihaknya dalam waktu dekat antara lain, pembuatan peta areal gambut di Indonesia dengan skala 1:50.000.


"Harus skala kecil, ada kedalamannya, dan lebih repot dengan ketinggiannya. Itu harus dipetakan dengan jelas agar kami tahu di mana harus diblok," kata dia, pekan lalu.

Pembuatan peta tersebut tidaklah mudah serta penggunaan teknologi untuk implementasinya juga mahal. Nazir bilang, rencananya empat wilayah akan dijadikan pilot project mulai tahun ini, yakni Meranti di Riau, Ogan Komering Ilir dan Musi Banyuasin di Sumatera Selatan, serta Pulang Pisau di Kalimantan Tengah.

Ia menjelaskan, program itu nantinya akan memggunakan dana hibah dari Norwegia senilai US$ 50 juta. Sebesar US$ 25 juta, ditargetkan dapat dicairkan sebelum pertengahan tahun. "Pencairan sesuai dengan program kerja yang kami buat dan bukan dari mereka, nanti sisanya pada akhir tahun," jelas Nazir.

Sementara untuk pencairan dana hibah dari MCA-I, pemerintah bersama lembaga itu sedang merumuskan program-program kegiatan yang dapat menggunakan bantuan uang tersebut. Nazir bilang, pihaknya memproyeksikan dana hibah itu akan dialokasikan untuk kegiatan restorasi di lahan gambut di wilayah Riau dan Jambi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia