KONTAN.CO.ID - Terompet adalah bagian penting dari perayaan tahun baru di banyak negara. Sejarah terompet tahun baru ternyata sudah lama digunakan sebagai simbol perayaan dan kegembiraan. Dalam beberapa tradisi, bunyi pertama tahun baru adalah tiupan terompet. Kaitan terompet dengan perayaan tahun baru sudah ada sejak era abad pertengahan. Di banyak negara Eropa, meniup terompet menjadi cara untuk mengumumkan awal tahun baru dengan meriah. Tradisi ini dibawa ke Amerika oleh imigran Jerman pada abad ke-18.
Lantas, seperti apa sejarah terompet tahun baru?
Baca Juga: Meriah Tanpa Hambatan, Tiru Tips Merayakan Pesta Barbeque di Malam Tahun Baru Sejarah terompet tahun baru
Sejarah terompet dapat ditelusuri hingga beberapa ribu tahun yang lalu. Terompet telah ada sejak zaman dahulu ketika manusia pertama kali menemukan suara resonansi. Dikutip dari laman
Yamaha.com, terompet yang dibuat secara tradisional adalah alat musik tiup yang dibunyikan hanya dengan menggerakkan bibir. Selain itu, terompet zaman dahulu terbuat dari berbagai bahan, antara lain kayu, bambu, kulit kayu, tanah liat, tulang manusia, dan logam. Terompet digunakan hampir di semua benua di dunia untuk upacara keagamaan dan praktik ilmu sihir. Kemudian, pada zaman Yunani dan Romawi kuno, terompet digunakan untuk komando berbaris di masa perang. Selanjutnya, hampir semua keluarga kerajaan Eropa memiliki band terompet yang memainkan musik militer. Pada abad ketujuh belas terompet mulai digunakan dalam ansambel musik. Namun pada saat itu, terompet hanya dapat menghasilkan harmonik alami, sehingga belum menjadi alat musik yang berfungsi penuh.
Baca Juga: 10 Jenis Tanaman Natal Indoor yang Cocok Dirawat untuk Dekorasi Rumah Terompet tahun baru
Sementara itu, penggunaan terompet menjadi sebuah tradisi dalam keagamaan. Dirangkum dari laman
Low End Theory Club, dalam Alkitab, terompet digunakan untuk mengumumkan peristiwa penting, seperti kedatangan raja atau dimulainya suatu pertempuran. Terompet juga digunakan di zaman Romawi kuno untuk menandai dimulainya hari atau bulan baru. Selain itu, tradisi meniup terompet juga dilakukan saat tahun baru Yahudi, Rosh Hashanah yang dirayakan pada bulan September. Bentuk terompet yang melengkung melambangkan tanduk domba yang dikorbankan dalam peristiwa pengorbanan Isaac. Dikutip dari laman
National Geographic, menjelang Rosh Hashanah, terompet yang disebut Shofar ditiup di sinagoga. Banyak orang Yahudi yang mengartikan suara tersebut sebagai seruan untuk bertobat dari dosa dan mencari pengampunan dari Tuhan.
Baca Juga: Rekomendasi Bunga Pernikahan Terbaik Lengkap dengan Maknanya Terompet dan tradisi tahun baru di banyak negara
Saat ini, terompet masih menjadi bagian penting dari perayaan tahun baru di seluruh dunia. Di Jepang, misalnya, sebuah kuil Buddha di Kyoto membunyikan lonceng kuningan besar sebanyak 108 kali pada malam tahun baru.
Tradisi ini dipercaya dapat menyucikan hati dan pikiran masyarakat menjelang tahun baru. Selain itu, terompet adalah simbol harapan dan kegembiraan untuk tahun yang akan datang. Demikian penjelasan mengenai sejarah terompet tahun baru. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News