Bagaimana jika Yellen masih bilang, "Sabar"



NEW YORK. Banyak investor yang percaya The Federal Reserve tidak akan lagi menggunakan kata "sabar" saat mengumumkan kebijakannya pada hari ini (18/3). Dengan demikian, kenaikan suku bunga akan naik paling cepat pada Juni mendatang. Namun, analis mengingatkan, langkah yang cenderung negatif (dovish) terkait kenaikan suku bunga bisa menyebabkan dollar AS terkapar. "Posisi beli dollar ASĀ  berada di level rekor dan pasar mata uang sudah mendapatkan keuntungan dari tak digunakannya lagi kata 'sabar' Yellen dan kenaikan suku bunga pada Juni mendatang. Namun, jika mereka masih menggunakan kata 'sabar', maka dollar AS bisa jatuh antara 1% hingga 2% terhadap sejumlah mata uang utama dunia, termasuk euro dan dollar Australia," urai NAB c0-head of FX Strategy Ray Attrill. Pada saat dollar melemah dengan cepat, investor tidak akan menduganya mengingat penguatan dollar beberapa waktu terakhir sangat luar biasa. Asal tahu saja, indeks dollar AS sudah naik sekitar 25% sejak Juli 2014 karena investor mengambil keuntungan dari prediksi kenaikan suku bunga the Fed di tengah upaya untuk mencari yield yang lebih menarik. Apalagi, bank sentral di seluruh dunia saat ini masih melakukan pelonggaran kebijakan. "Mengingat kuatnya konsensus dan posisi beli dollar di level rekor, kejutan kebijakan yang dovish akan memicu pengetatan," papar Societe Generale Forex & Derivatives Strategist Oliver Korber. Korber menambahkan, investor harus melakukan lindung nilai jika ternyata the Fed masih mempertahankan kata 'sabar', atau terburuknya, mengeluarkan pernyataan yang melemahkan posisi dollar," tambahnya. Namun, tidak semua analis percaya the Fed terburu-buru untuk menaikkan suku bunga. Analis mengatakan, kombinasi penguatan dollar AS yang tajam dan anjloknya harga komoditas -khususnya minyak- menyebabkan tingkat inflasi AS melambat. Sekadar informasi, tingkat inflasi tahunan AS pada Januari lalu 0,1%. Hal ini menandakan data negatif pertama inflasi sejak Oktober 2009. Di saat yang bersamaan, kecemasan mengenai dampak penguatan dollar terhadap ekonomi AS juga semakin meningkat. "Karena dengan penguatan dollar, saya rasa the Fed tidak akan menaikkan suku bunga. Ditambah lagi dengan pelonggaran kebijakan yang masif di Jepang, Eropa, dan negara lainnya. Mereka tidak mau dollar menguat karena negatif bagi ekonomi AS," jelas Marc Faber, editor & publisher of The Gloom, Boom & Doom Report. Siang ini di perdagangan Asia, dollar AS diperdagangkan di level 1,0604 per euro, 0,7619 dollar Australia, dan 121,34 yen.


Editor: Mesti Sinaga