Bagaimana nasib Grup Bakrie setelah jual aset?



JAKARTA. Di kuartal I-2014, kinerja PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) tertolong oleh PT Bakrie Pipe Industries (BPI). Namun, dalam waktu dekat, perusahaan pipa Bakrie ini akan segera dijual. Apakah rapor BNBR akan kembali merah?

Gafur Sulistyo Umar, Direktur Utama BNBR mengatakan, penjualan BPI akan rampung dalam waktu dekat. "Saya belum bisa bilang siapa investor dan valuasinya," ujar pria yang akrab disapa Bobby, Selasa (3/6).

Eddy Soeparno, Direktur Keuangan BNBR bilang, calon investor yang akan membeli BPI sedang dalam proses merampungkan pembiayaan dengan kreditur. 


Rencananya, BNBR akan melepas hingga 98% saham BPI. Kabarnya, potensi nilai penjualan BPI mencapai US$ 100 juta. Asal tahu saja, BPI menjadi penolong BNBR pada kuartal pertama 2014. 

Pendapatan bersih perseroan melonjak dari Rp 860,99 miliar menjadi Rp 2,5 triliun. Laba bersih pun naik signifikan dari Rp 4,32 miliar menjadi Rp 655 miliar. Kontribusi utama diperoleh dari BPI. 

BPI merupakan anak usaha BNBR yang ada di bawah naungan PT Bakrie Metal Industries (BMI). Sepanjang kuartal I-2014, pendapatan BMI meningkat sebesar 277% menjadi Rp 1,3 triliun. Sedangkan, laba bersih sekitar Rp 181,5 miliar. 

Kenaikan signifikan ini buntut dari proyek dari PT Pertamina Gas (Pertagas). Pertagas telah menunjuk BPI untuk menggarap proyek jaringan pipa gas dari Lhok Sukon dan terminal Arun menuju terminal penampungan dan regasifikasi (FSRU) Belawan.

Nah, bagaimana nasib BNBR setelah melepas BPI. Pasalnya, pada tiga bulan pertama itu, BNBR menggantungkan nasibnya pada salah satu anak usahanya itu. 

Menurut Bobby, pihaknya tidak khawatir dengan penjualan BPI. "Kan dananya untuk bayar utang," kata dia. 

Menurut laporan keuangan per Maret 2014 BNBR, jumlah kewajiban perusahaan mencapai Rp 12,73 triliun. Perinciannya, kewajiban jangka pendek sebesar Rp 9,49 triliun. Sedangkan kewajiban jangka panjang sekitar Rp 3,23 triliun. Adapun, beban keuangan tercatat sebesar Rp 216,26 miliar. Di akhir 2013, beban bunga dan keuangan yang harus ditanggung mencapai Rp 1,13 triliun. 

Selain itu, Bobby melanjutkan, perseroan masih punya sejumlah anak usaha yang bisa memberikan kontribusi terhadap kinerja BNBR. Diantaranya, PT Bakrie Building Industries (BBI) dan PT Bakrie Autoparts. 

Sekedar informasi, kinerja kedua anak usaha BNBR itu di tiga bulan pertama 2014 tidak lah signifikan. Pendapatan BBI tercatat hanya Rp 147,5 miliar dan laba bersih sekitar Rp 10,7 miliar. Kemudian, Bakrie Autoparts membukukan pendapatan sebesar Rp 207,6 miliar dan laba bersih senilai Rp 2,7 miliar. 

Namun, Bobby sesumbar, BBI dan Bakrie Autoparts bisa mencatatkan pendapatan hingga Rp 1 triliun hingga akhir tahun. Adapun, dalam tiga tahun ke depan, pendapatan masing-masing ditargetkan bisa mencapai Rp 3 triliun. 

Akhir tahun lalu, BNBR mencatatkan kerugian dengan nilai fantastis, yakni mencapai Rp 12,72 triliun. Akankah tahun ini kerugian BNBR membengkak, buktikan saja nanti di akhir tahun. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Hendra Gunawan