Bagaimana prediksi IHSG pasca Pilkada?



JAKARTA. Pasca penghitungan quick count dalam pilkada DKI, pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno mengungguli pasangan petahana Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat. Hasil tersebut, turut berpangaruh terhadap pasar modal.

Meski demikian, Kepala Riset Koneksi Capital, Alfred Nainggolan menyatakan efek dari pilkada dan pasca quick count pemilihan gubernur di Jakarta tidak memberikan pengaruh IHSG secara signifikan. Menurutnya, hal itu lantaran faktor psikologis pasar saja.

"Ternyata hari ini juga sudah mulai mereda. Harga sahamnya juga sudah tidak sekuat pembukaan pagi," ujar Alfred kepada KONTAN, Kamis (20/4).


Secara fundamental, dia belum melihat ada sinyal ketidaksukaan investor terhadap hasil quick count. Sehingga akhirnya bisa mengubah persepsi dan ekspektasi investor terhadap pasar saham di Indonesia.

"Sejauh ini masih on the track. Jadi saya berani mengatakan, belum banyak pengaruhnya. Apalagi Sandi kan orang bisnis, dia juga tahu posisi pebisnis." katanya.

Sementara itu, Alfred memprediksi, IHSG berpotensi besar menembus level 6.000. Bahkan menurutnya, hal itu bisa terjadi sebelum akhir tahun. Salah satu hal yang mendorong hal tersebut antara lain pertumbuhan ekonomi China di atas ekspektasi, yakni 6,9%.

"Kami masih optimistis, angka (level 6.000) bisa terealisasi," tambahnya.

Namun, dengan catatan, pertumbuhan ekonomi nasional berada di level 5,1%-5,2% dan pertumbuhan kredit bisa double digit berkisar di level 12% sampai akhir tahun 2017.

Selain itu, investasi juga mesti memperhatikan sentimen negatif yang mungkin muncul. Di antaranya, ruang kenaikan suku bunga The Fed. Bila terjadi, kemungkinan pasar modal bisa terkoreksi. Faktor inflasi juga masih memegang pengaruh bagi pertumbuhan IHSG tersebut.

"Menurut analisa kami, pasar sudah sedikit meragukan inflasi apakah bisa di bawah 4% secara full year. Karena bicara TDL yang 900 Volt, ini pelu diwaspadai," tambahnya.

Terakhir, menurut Alfred, bila belanja pemerintah di kuartal 2-2017 yang belum membaik dibandingkan dengan periode sebelumnya, bisa membuat pasar cenderung wait and see terhadap market.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie