Bagaimana prospek emiten ritel? Ini kata sejumlah analis



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Momentum libur akhir tahun dinilai kembali menjadi kesempatan bagi emiten-emiten di sektor ritel untuk meningkatkan kinerja keuangannya di kuartal IV.

Meski begitu, tren pelemahan rupiah yang masih bisa berlanjut tetap perlu diwaspadai oleh emiten di sektor tersebut.

Menurut Michael Tjahjadi, Analis NH Korindo Sekuritas, libur akhir tahun membawa dampak yang signifikan bagi emiten seperti PT Ace Hardware Tbk (ACES) dan PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI).


Hal ini mengingat biasanya kedua emiten tersebut selalu mencatatkan pendapatan tertingginya dalam satu tahun pada kuartal IV.

PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS) dan PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) juga kecipratan efek positif libur akhir tahun. Sebab, momen tersebut memberikan kontribusi terbesar kedua bagi pendapatan kedua emiten ini setelah libur hari raya Idul Fitri di kuartal II.

Maka dari itu, tak heran apabila emiten-emiten ritel akan mempersiapkan strategi promosi yang lebih spesifik dan tematik jelang Natal dan Tahun Baru.

“Bahkan, emiten yang memiliki segmen Food & Beverage dapat menghadirkan produk baru yang hanya dijual pada akhir tahun,” ungkap Michael, Jumat (19/10).

Vice President Research Department Indosurya Bersinar Sekuritas, William Surya Wijaya berpendapat, momen libur akhir tahun di atas kertas memang menguntungkan bagi emiten di sektor ritel.

Hanya saja, di tahun ini kondisinya bisa berbeda mengingat agenda politik makin dekat. Belum lagi, volatilitas rupiah masih berlangsung dan suku bunga acuan masih berpotensi naik.

“Ada potensi masyarakat akan lebih berhati-hati untuk membelanjakan uangnya untuk produk ritel,” katanya, akhir pekan lalu.

Mega Christina, Analis Bahana Sekuritas menilai, tren pelemahan rupiah yang cukup dalam menjadi tantangan terbesar bagi emiten-emiten ritel, khususnya ACES dan MAPI yang memiliki produk impor.

ACES sendiri 80% produk yang dijualnya berasal dari luar negeri, sedangkan MAPI memiliki produk pakaian atau fashion yang seluruhnya merupakan barang impor.

Dia pun menyebut, kenaikan harga produk bisa menjadi opsi bagi kedua emiten tersebut untuk meminimalisir efek pelemahan rupiah. Yang terpenting, tingkat kenaikan harga tersebut disesuaikan dengan tingkat koreksi rupiah agar tidak terlalu membebani konsumen.

Senada, William menganggap pilihan menaikkan harga jual produk bukan menjadi masalah bagi emiten-emiten ritel selama tidak mengganggu margin keuntungan.

Lagi pula, emiten ritel diuntungkan karena produk-produknya tidak memiliki batas harga atas dan harga bawah seperti yang terjadi pada emiten di sektor lainnya. “Jadi, emiten ritel bisa lebih leluasa menentukan harga produknya,” ujarnya.

Baik William dan Michael kompak memfavoritkan ACES dan MAPI sebagai emiten yang berpeluang memperoleh kinerja menawan hingga akhir tahun nanti.

Di sisi lain, Mega lebih menjagokan RALS sebagai jawara di tahun ini. Terlebih lagi, emiten tersebut relatif tahan banting terhadap volatilitas rupiah karena produk-produknya merupakan buatan lokal.

Potensi peningkatan dana bantuan sosial dari pemerintah juga menjadi katalis positif bagi emiten ini yang notabene menyasar segmen masyarakat kelas menengah ke bawah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto