Bagi Dividen Rp 1,18 T, Ini Jadwal Pembayaran Dividen Mitrabara Adiperdana (MBAP)



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Mitrabara Adiperdana Tbk (MBAP) memutuskan menebar dividen tunai senilai Rp 1,18 triliun kepada pemegang saham. Keputusan ini diambil dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang digelar pada Rabu (24/5).

Setiap pemegang satu saham MBAP akan mendapatkan dividen senilai Rp 963. Pada perdagangan Jumat (26/5), saham MBAP melemah 0,46% ke level Rp 5.400.

Dengan membandingkan dividen per saham dengan harga saham terakhir MBAP, didapat angka estimasi yield dividend sebesar 17,8%.


Berikut merupakan jadwal pembagian dividen MBAP :

  • Cum Dividen di Pasar Reguler & Pasar Negosiasi : 5 Juni 2023
  • Ex Dividen di Pasar Reguler & Pasar Negosiasi : 6 Juni 2023
  • Cum Dividen di Pasar Tunai : 07 Juni 2023
  • Ex Dividen di Pasar Tunai : 08 Juni 2023
  • Recording Date : 07 Juni 2023
  • Pembayaran Dividen Tunai : 13 Juni 2023
Baca Juga: Harga Komoditas Melemah, Begini Strategi Mitrabara Adiperdana (MBAP)

Sebagai gambaran, emiten pertambangan batubara ini mencatatkan laba tahun berjalan sebesar US$ 179,39 juta pada 2022. Realisasi tersebut naik 78,3% dari laba tahun sebelumnya yang hanya US$ 100,56 juta

Kinerja laba bersih MBAP ditopang dengan raihan pendapatan sebesar US$ 449,53 juta. Jika dibandingkan dengan tahun 2021, realisasi ini naik 45% dibandingkan pendapatan pada tahun sebelumnya yakni US$ 309,84 juta

Menurut manajemen, tahun 2022 merupakan tahun yang baik bagi industri batubara, di mana Harga Batubara Acuan (HBA) mengalami peningkatan, dengan harga tertinggi sebesar US$ 330,97 per ton pada Oktober 2022 dan ditutup pada harga US$ 281,48 per ton di Desember 2022. Harga tersebut mengalami peningkatan 76,16% dibandingkan Desember 2021 yaitu sebesar US$ 159,79 per ton.

 
MBAP Chart by TradingView

Tahun lalu, MBAP memproduksi 3,19 juta ton batubara dengan volume penjualan sebesar 3,23 juta ton.  Berdasarkan geografis, Indonesia merupakan pasar terbesar MBAP, dimana sebanyak 29% penjualan batubara dijual di dalam negeri. Kemudian disusul penjualan ke Korea Selatan (28%), Republik Rakyat China (17%), wilayah lainnya (16%), dan Jepang (1%).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari