Bagi hasil kontrak baru Blok Rokan mulai dibahas



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah menjanjikan penyelesaian pembahasan kontrak baru untuk blok-blok yang sudah memasuki terminasi hingga tahun 2025 rampung pada tahun ini, termasuk blok Rokan yang dikelola oleh PT Chevron Pacific Indonesia (PCI) yang selesai masa kontraknya pada tahun 2021.

Kementerian ESDM menjanjikan keputusan siapa yang akan melanjutkan kontrak di blok migas dengan kontribusi terbesar itu pada Juli 2018.

Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar mengungkapkan proposal resmi yang mengandung berbagai macam program Chevron untuk mengelola Rokan ke depan memang belum diterima, namun diskusi intensif terus dilakukan termasuk pembicaraan split yang akan diterapkan karena setelah kontrak habis dikontrak tidak lagi menggunakan cost recovery melainkan gross split.


"Prosesnya ngomong-ngomong dulu kan ni data seperti ini cara develop seperti ini mereka ngomong ke SKK Migas. Termasuk Term and Condition (TnC) sudah termasuk berapa split-nya. sudah dihitung sama mereka (split-nya)," kata Arcandra di Kementerian ESDM, Rabu malam (26/6).

Arcandra menegaskan, meskipun ada ketetapan atau aturan deskresi menteri terkait penambahan split, namun kontraktor dipastikan tidak akan mendapatkan bagi hasil lebih besar dari pada pemerintah. "Share negara harus lebih besar," ungkapnya.

Blok Rokan memang menjadi blok yang paling dicari, karena sebagai kontributor terbesar migas Indonesia saat ini. Data Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas) menyebutkan hingga Maret 2018 realisasi produksi Rokan mencapai 212.3000 BOPD.

Chevron telah mengiming-imingi peningkatan produksi di Rokan dengan penerapan Enhance Oil Recovery (EOR) secara penuh atau maksimal (full scale) yakni metode pemanfaatan cairan kimia surfaktan.

Komitmen penerapan EOR memang menjadi nilai plus di mata pemerintah, namun menurut Arcandra hal itu tidak serta merta membuat Chevron otomatis melenggang dan menjadi operator selanjutnya tanpa ada evaluasi mendalam.

Pemerintah, kata Arcandra memiliki strategi negosiasi sendiri dalam pembahasan Blok Rokan. Tujuannya untuk bisa memperoleh bagian negara yang lebih besar. "Ada strategi tertentu yang tidak bisa diungkapkan," tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi