JAKARTA. Saat ini, lini pembiayaan bagi hasil masih menempati porsi terbesar dalam bisnis industri modal ventura dalam negeri. Hal ini merupakan efek dari sumber pendanaan para pelaku yang bertenor pendek. Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), per Maret 2015, mayoritas perolehan masih berasal dari pembiayaan bagi hasil yang tercatat Rp 4,84 triliun atawa sebesar 79,38%. Lalu diikuti oleh penyertaan saham sekitar Rp 1,07 triliun (12,43%) dan obligasi konversi sebanyak Rp 709 miliar (8,19%). Agus Wicaksono, Ketua Asosiasi Modal Ventura Indonesia (AMVI) mengakui, saat ini produk pembiayaan bagi hasil merupakan tonggak utama industri. Sebab, selain sumber dana yang berasal dari perbankan, cakupan pasar produk pembiayaan bagi hasil juga lebih luas ketimbang produk penyertaan saham.
Bagi hasil topang industri modal ventura
JAKARTA. Saat ini, lini pembiayaan bagi hasil masih menempati porsi terbesar dalam bisnis industri modal ventura dalam negeri. Hal ini merupakan efek dari sumber pendanaan para pelaku yang bertenor pendek. Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), per Maret 2015, mayoritas perolehan masih berasal dari pembiayaan bagi hasil yang tercatat Rp 4,84 triliun atawa sebesar 79,38%. Lalu diikuti oleh penyertaan saham sekitar Rp 1,07 triliun (12,43%) dan obligasi konversi sebanyak Rp 709 miliar (8,19%). Agus Wicaksono, Ketua Asosiasi Modal Ventura Indonesia (AMVI) mengakui, saat ini produk pembiayaan bagi hasil merupakan tonggak utama industri. Sebab, selain sumber dana yang berasal dari perbankan, cakupan pasar produk pembiayaan bagi hasil juga lebih luas ketimbang produk penyertaan saham.