KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Adaro Energy Tbk (ADRO) terus melakukan diversifikasi usaha dengan mengembangkan bisnis dari non-batubara. Hal ini dilakukan perusahaan guna menjadi kelangsungan bisnis dalam jangka panjang. Sekretaris Perusahaan ADRO Mahardika Putranto mengharapkan bisnis dari non-batubara akan memberikan kontribusi yang positif terhadap total pendapatan ADRO. “Untuk mencapai kinerja yang stabil dan konsisten, kami akan terus mengembangkan pilar non-batubara. Sehingga akan memberikan return yang stabil dan juga melindungi kinerja perusahaan,” katanya, Senin (6/9).
ADRO Chart by TradingView Selain itu, Adaro memiliki beberapa pembangkit listrik lainnya seperti PLTU Makmur Sejahtera Wisesa (MSW) di Tabalong Kalimantan Selatan dengan kapasitas 2x30 MW. Per semester I-2020, PLTU MSW mencapai faktor ketersediaan aktual sebesar 91,5%. ADRO juga telah mengoperasikan PLTU Tanjung Power Indonesia (TPI) yang juga berlokasi di Tabalong dengan kapasitas 2x100 MW. “Kemudian Adaro Power juga melanjutkan rencana peningkatan kapasitas solar PV sebesar 467 kWp di terminal khusus batubara Kelanis untuk bisa menambahkan dari 130 kWp,” imbuhnya. Mahardika menambahkan, bisnis usaha lain non batubara yang sedang digarap ADRO adalah bisnis pengolahan air. Ia bilang, Adaro Water terus mengupayakan untuk mencapai keunggulan operasional melalui perbaikan berkelanjutan. Hingga saat ini PT Adaro Tirta Mandiri (ATM) atau juga dikenal dengan Adaro Water, memiliki dan mengoperasikan fasilitas air dengan kapasitas melebihi 1.670 lpd di beberapa lokasi. Portofolio pengelolaan air bersih Group ADRO tersebar di Banjarbaru, Kalimantan Selatan, kemudian di Sampit Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah, selanjutnya di Gresik Jawa Timur, dan di Dumai, Riau. Mahardika mengaku Adaro Water terus berupaya aktif untuk memperoleh kontrak-kontrak baru. Editor: Anna Suci Perwitasari