MOMSMONEY.ID - Lebih dari sekadar tren, ini 4 manfaat menjadi minimalis yang patut Anda pertimbangkan. Minimalisme adalah filosofi gaya hidup yang menekankan pengurangan harta benda secara sengaja serta penyederhanaan ruang fisik dan mental seseorang. Ini merupakan respons terhadap konsumerisme berlebihan dan lingkungan berantakan yang lazim terjadi di masyarakat modern. Secara umum, gaya hidup minimalis terbukti memiliki dampak besar bagi kesehatan mental dan tentu saja kehidupan finansial.
Melansir
Forbes, ada setidaknya 4 manfaat menjadi minimalis. Berikut ini penjelasannya. 1. Meningkatkan suasana hati Manfaat menjadi minimalis yang pertama yaitu meningkatkan suasana hati. Salah satu manfaat utama menjadi minimalis adalah mengurangi stres dan kecemasan. Lingkungan memainkan peran penting dalam menentukan status kesejahteraan mental. Dan, tinggal di ruangan yang sesak dan berantakan bisa membuat mental kewalahan. Baca Juga:
5 Essential Oil Ini Bisa Menurunkan Berat Badan Saat kita menghilangkan kekacauan fisik, kita akan mengalami pengurangan kekacauan mental yang pada akhirnya dapat meningkatkan suasana hati. Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan dalam
Personality and Social Psychology Bulletin, wanita yang memiliki rumah tidak terlalu berantakan dan lebih terorganisir mengalami penurunan depresi sepanjang hari. Dengan kata lain, lingkungan rumah yang bebas dari kekacauan dapat berkontribusi pada keadaan emosi yang lebih positif. 2. Memperbaiki fokus dan produktivitas Manfaat menjadi minimalis yang kedua yaitu memperbaiki fokus dan produktivitas. Minimalisme mengarah pada peningkatan fokus dan produktivitas dengan menghilangkan kekacauan dan gangguan secara efektif. Ketika kita mengelilingi diri kita dengan harta benda yang lebih sedikit, itu dapat meminimalkan kemungkinan kewalahan atau teralihkan oleh barang-barang yang tidak diperlukan. Pengurangan kekacauan fisik yang disengaja ini akan menciptakan lingkungan yang lebih jelas dan terorganisir, sehingga memungkinkan kita berkonsentrasi pada prioritas. Psikolog Asaf Mazar menjelaskan bahwa lingkungan yang berantakan dapat menciptakan “gesekan” kiasan, yang mengacu pada rangsangan berlebihan dan gangguan yang menghambat perilaku positif. Untuk mengurangi gesekan ini, penting untuk menghilangkan gangguan kecil yang mengganggu fokus kita. Dengan lebih sedikit gangguan yang bersaing untuk mendapatkan perhatian kita, pada akhirnya kita dapat mengarahkan energi dan sumber daya mental pada tugas yang benar-benar penting.
Baca Juga: Ada Libur Panjang di Bulan Juni, Ini 3 Pameran Seni yang Bisa Dikunjungi 3. Menciptakan keamanan finansial Manfaat menjadi minimalis yang ketiga yaitu menciptakan keamanan finansial. Dengan mengadopsi pola pikir minimalis, kita menjadi lebih sadar akan kebutuhan aktual versus keinginan. Pergeseran perspektif ini akan memberdayakan kita untuk membuat keputusan yang tepat mengenai pembelian serta membedakan antara barang-barang penting dan tidak penting. Ketika kita membatasi pembelian impulsif dan menghindari pengeluaran yang tidak perlu, kita dapat menghemat uang dan mengalokasikan sumber daya dengan lebih bijak. Kita menjadi lebih sadar dalam memilih keuangan, memprioritaskan investasi yang selaras dengan nilai-nilai dan tujuan jangka panjang. Serangkaian penelitian yang diterbitkan dalam
Journal of Economic Psychology menemukan bahwa individu yang menganut nilai-nilai materialistis menunjukkan tingkat kekhawatiran finansial yang lebih tinggi, keterampilan pengelolaan uang yang lebih buruk, serta kecenderungan yang lebih besar terhadap pembelian dan pengeluaran kompulsif. Studi ini juga menemukan hubungan langsung antara pengeluaran berlebihan dan utang finansial yang besar. 4. Mengurangi kesepian Manfaat menjadi minimalis yang keempat yaitu mengurangi kesepian. Dalam masyarakat yang sering menyamakan harta benda dengan harga diri, menjadi minimalis akan mengalihkan fokus kita pada pengalaman, pertumbuhan pribadi, dan hubungan yang bermakna. Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam
Journal of Consumer Research, ketika individu menyamakan kesuksesan dengan akumulasi materi, ia mungkin merasa terdorong untuk terus-menerus memperoleh dan memamerkan harta benda guna memvalidasi pencapaiannya.
Penekanan pada kesuksesan materi ini dapat secara tidak sengaja mengisolasi individu dari interaksi sosial yang bermakna, karena mengejar harta benda lebih diutamakan daripada membangun dan membina hubungan. Akibatnya, orang-orang tersebut pada akhirnya akan merasa kesepian. Sebaliknya, mengurangi pencarian harta benda secara terus-menerus dapat menginvestasikan lebih banyak waktu dan energi dalam membina hubungan, membangun hubungan sosial, dan menemukan kepuasan melalui interaksi antarmanusia. Demikian 4 manfaat menjadi minimalis yang patut Anda pertimbangkan. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Ana Risma