Bahan Baku Berkurang, Produsen Paku Kewalahan



JAKARTA. Para produsen paku dan kawat sedang mengalami masa sulit. Setelah terpukul akibat kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi sebesar 18,7%, produsen terpukul langkanya bahan baku. Ketua Umum Ikatan Pabrik Kawat dan Paku Indonesia (Ippaki) Ario N Setiantoro mengatakan produsen paku dan kawat mengalami kekurangan bahan baku wire rod. "Bahan baku kita berkurang sekitar 35.000 ton hingga 40.000 ton per bulan," tegasnya. Menurut Ario, kekurangan bahan baku ini terjadi akibat adanya indikasi perusahaan-perusahaan yang memproduksi wire rod terbesar melakukan ekspor. Sayangnya, ia tidak mau mengatakan identitas perusahaan tersebut. "Hampir 60% produksi wire rod di ekspor," tegasnya. Kekurangan bahan baku ini menyebabkan sejumlah produsen paku dan kawat mengalami penurunan kapasitas. Ia mencontohkan PT Surabaya Wire dan PT Sidoarjo Metal memangkan produksinya sebesar 60%. Malahan, Ario bercerita banyak perusahaan anggota Ippaki yang tutup. "Saat ini hanya empat perusahaan yang eksis dari puluhan perusahaan," katanya ngenes. Hal inilah yang membuat Ippaki berencana menghadap Departemen Perindustrian (Depperin). Ippaki meminta Depperin agar menurunkan bea masuk wire rod hingga jangka waktu tertentu dan meningkatkan pajak ekspor hingga 50% dari 10%. Kekurangan bahan baku ini menyebabkan produsen paku mengandalkan wire rod dari PT Krakatau Steel (KS) dan PT Master Steel. "KS kewalahan menghadapi permintaan wire rod," tegasnya. Pemangkasan produksi ini sangat ironi. Berdasarkan data Ippaki, pada kuartal II 2008 konsumsi wire rod dalam negeri mengalami peningkatan sebesar 41,7% dari 35.000 ton per bulan menjadi 60.000 ton per bulan. Lonjakan ini dipicu peningkatan proyek-proyek pembangunan infrastruktur dan sektor properti. Direktur Industri Logam Depperin I Putu Suryawirawan membanarkan jika ia akan bertemu dengan Ippaki beserta industri hulu. "Kita akan bertemu Jumat depan," tegasnya. Dalam pertemuan ini ada dua pembasan, yakni penurunan bea masuk 10% dan peningkatan pajak ekspor. Irvan Kamal, Direktur Pemasaran PT KS membantah jika ia mengekspor wire rod. Pasalnya, ia selalu mementingkan industri dalam negeri. PT KS malah menjelakan jika ia kelebihan order sejak dua bulan lalu. "Ordernya meningkat hingga dua kali lipat," tandasnya. Namun, Padahal, PT KS telah memproduksi wire rod sesuai dengan kapasitas terpasangnya, yakni sebesar 35.000 ton per bulan. "Kalau ada kami lepas ke pasar, tapi kalau tidak kami mencarinya kemana," tanyanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Test Test