Bahan Baku Obat Kimia Farma (KAEF) 90% Masih Impor



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Kimia Farma Tbk (KAEF) akui bahan baku obat 90% masih impor. Bahan baku di-supply secara global oleh dua negara raksasa yaitu Tiongkok dan India. Namun, produksi obat telah dilakukan 90% secara lokal. President Director of Kimia Farma, David Utama mengatakan, Indonesia harus membangun industri bahan baku obat agar ketahanan kesehatan nasional. Kimia Farma sudah bekerja sama dengan perusahaan Korea sejak 2016 dengan skema joint venture dengan nama Kimia Farma Sungwun Pharmacopia untuk membangun pabrik bahan baku obat pertama di Indonesia. "Kita akan menyelesaikan 28 bahan baku obat produksi nasional. Jumlah 28 (bahan baku) ini jika semuanya sudah dikomersialkan, akan menurunkan impor bahan baku total sebanyak 20%," ungkap David pada diskusi "The Urgency of Building National Healthcare Capabilities", Rabu (25/10).

Baca Juga: Kimia Farma (KAEF) Incar Kenaikan Pendapatan Double Digit pada Tahun 2024 Namun, David mengatakan banyak di industri farmasi di Indonesia menilai produk bahan baku obat milik Kimia Farma Sungwun Pharmacopia mahal dibandingkan India dan Tiongkok. David juga menjelaskan pihaknya membuat bahan baku obat bukan untuk bersaing dengan harga. India dan Tiongkok jelas memiliki volume yang lebih besar dibandingkan milik Kimia Farma. Kimia Farma juga memiliki keterbatasan teknologi dalam memproduksi bahan baku obat dalam negeri. Oleh karena itu, saat ini Kimia Farma sedang mencari partner yang dapat melakukan teknologi transfer, contohnya Korea Selatan, Tiongkok, India. Bahkan, India melihat Indonesia sebagai pangsa pasar yang besar dalam pengembangan bahan baku obat. "Teknologi itu kan adanya di luar (negeri), Korea memiliki, Tiongkok memiliki, India memiliki. India pun kemarin datang ke kita, karena mereka melihat Indonesia sebagai pangsa pasar yang besar di luar negara mereka untuk berkembang," ucap David.

 
KAEF Chart by TradingView

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .