Bahana Daftarkan 12 Reksadana di Tahun 2023, Mayoritas Reksadana Terproteksi



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bahana TCW Investment Management telah mendaftarkan 12 produk reksadana di KSEI.

Direktur Bahana TCW Investment Management Danica Adhitama mengatakan, 10 produk yang didaftarkan merupakan reksadana terproteksi (RDT), satu reksadana open end, dan satu reksadana terproteksi syariah (RDST).

“Kami menerbitkan reksadana tersebut karena ada permintaan dari pasar yang juga meliputi menggantikan reksadana yang sudah jatuh tempo,” ujarnya kepada Kontan.co.id, Jumat (31/3).


Danica memaparkan, saat ini ada satu reksadana terproteksi dan satu reksadana terproteksi syariah yang sudah dirilis pada tahun ini, yaitu RDT Bahana Centrum Protected Fund 233 dan RDST Bahana Himaya Syariah 2.

Baca Juga: STAR Asset Management Mencatatkan Kenaikan Unit Penyertaan 83,74%, Ini Pendorongnya

“Kami telah melakukan proses pendaftaran dua produk di atas sejak tahun lalu. Minimum investasi awal sesuai dengan aturan OJK, yaitu Rp 10 milliar,” paparnya.

Menurut Danica, kondisi pasar obligasi saat ini menunjukkan performa yang baik serta memiliki outlook yang positif menuju akhir tahun ditopang oleh kondisi fundamental Indonesia yang sangat stabil.

“Baik investor institusi maupun retail saat ini memiliki appetite untuk berinvestasi di pasar obligasi karena tingkat return yang masih atraktif saat ini,” ungkapnya.

Secara umum, kata Danica, investor reksadana-reksadana tersebut merupakan investor lama dan beberapa investor baru mulai masuk ke pasar obligasi.

“Sentimen positif di pasar obligasi adalah tingkat suku bunga domestik yang sudah mencapai titik tertinggi, sehingga volatilitas di pasar obligasi mulai turun dan didukung oleh nilai tukar yang cenderung stabil,” katanya.

Danica memaparkan, potensi return RDT Bahana Centrum Protected Fund 233 dan RDST Bahana Himaya Syariah 2 adalah 5% - 6%.

Baca Juga: Trimegah AM Akan Luncurkan Produk Reksadana Syariah pada Tahun 2023

“Mayoritas alokasi portofolio kedua reksadana itu kami taruh di sukuk negara. Namun, saat ini belum ada alokasi investasi ke SR018,” paparnya.

Meskipun tak menyebutkan angka pasti, kenaikan Asset Under Management (AUM) atau dana kelolaan diestimasi mencapai 10% di tahun ini.

Target itu ditentukan karena semakin membaiknya ekonomi dan profil kredit, terutama sektor riil dan swasta.

Danica menuturkan, hal tersebut membuka peluang pihaknya untuk kembali menerbitkan reksadana terproteksi di tahun 2023.

“Investor yang sudah perdana membeli reksadana tersebut sudah ada. Mereka berasal dari investor institusi dan retail,” tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi