Bahana dan Indo Premier kuasai bisnis penjaminan



JAKARTA. Pertumbuhan pasar modal turut menggairahkan bisnis sekuritas. Selama semester pertama tahun ini, Bahana Securities, Indo Premier Securities merupakan dua sekuritas yang meraih pasar penjaminan emisi terbesar di Indonesia.

Bahana dan Indo Premier menguasai pangsa pasar penjaminan masing-masing 13,8% dari total pasar penjaminan emisi di Indonesia. Adapun Danareksa di posisi ketiga dengan pangsa pasar 13%.

Mengutip data Bloomberg, sejak awal Januari hingga akhir Juni tahun ini, Bahana mencatatkan nilai penjaminan emisi sebesar Rp 7,2 triliun. Jumlah itu antara lain meliputi penjaminan emisi initial public offering (IPO) PT Semen Batubara Tbk senilai Rp 436,37 miliar, IPO PT Austindo Nusantara Jaya Tbk senilai Rp 200 miliar. Bahana juga menjamin obligasi PT Permodalan Nasional Madani sebesar Rp 1 triliun serta obligasi PT Garuda Indonesia Tbk dengan jatah penjaminan mencapai Rp 1 triliun.


Direktur Utama Bahana Securities Eko Yuliantoro mengakui sepanjang semester pertama, Bahana cukup banyak melakukan road show terkait bisnis penjaminan. Kondisi pasar dinilai cukup bagus di paruh pertama tahun ini. "Bisnis penjaminan mampu mengkompensasi bisnis brokerage kami yang pertumbuhannya kurang bagus," kata Eko.

Indo Premier juga siap memperbesar porsi penjaminan pada tahun ini, khususnya  penjaminan emisi IPO. Sepanjang semester pertama tahun ini, Indo Premier mengantongi transaksi penjaminan semisi sebesar Rp 7,16 triliun. Jumlah itu meliputi penjaminan emisi IPO PT Saratoga Investama Sedaya Tbk senilai Rp 497,38 miliar, IPO PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk senilai Rp 363,75 miliar. Indo Premier juga menjamin emisi obligasi PT OCBC NISP Tbk senilai Rp 900 miliar.

Selama ini, Indo Premier lebih banyak menjami emisi obligasi. "Komisi penjaminan obligasi kecil. Jadi, sekarang kami ingin memperbanyak emisi saham karena komisinya lebih besar," kata Moleonoto, Presiden Direktur Indo Premier.

Bisnis penjaminan emisi selama ini baru menyumbang 20%-30% dari total pendapatan Indo Premier. Sedangkan kontribusi terbesar masih dari transaksi efek yang mencapai 60% total pendapatan. Dengan menggenjot porsi penjaminan emisi saham, Moleonoto yakin kontribusi penjaminan emisi terhadap pendapatan Indo Premier bisa meningkat.

Bagaimana dengan prospek semester kedua? Yang pasti, Bahana telah mengantongi beberapa nama perusahaan yang siap IPO maupun obligasi. "Terutama Bank Muamalat yang kemarin sempat menunda pencatatan saham. Kemudian, ada dua perusahaan lagi. Tapi untuk saat ini belum dapat kami sebutkan identitasnya," ucap Eko.

Selama pasar modal kondusif, bisnis penjaminan emisi juga ikut bertumbuh. Intinya, saat pasar bagus, beberapa perusahaan memanfaatkan momentum itu untuk mencari pendanaan, termasuk menawarkan saham perdana. Sebaliknya, jika pasar volatil, banyak perusahaan menunda melepas saham ke publik. Hal ini tentu ikut mempegaruhi bisnis penjaminan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sandy Baskoro