Bahana Investment menilai pasar saham Indonesia berpeluang menguat di semester II



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kondisi ekonomi dalam negeri pada semester dua ini dinilai cukup kondusif. Pasar saham Indonesia kembali berpeluang menguat, apalagi setelah usai hiruk pikuk politik dan pelaku pasar mendapat kepastian Presiden RI Joko Widodo kembali terpilih. 

Kepala Ekonom dan Makro Ekonomi dan Direktur Strategi Investasi PT Bahana TCW Investment Management Budi Hikmat menyebutkan, ada beberapa faktor di semester dua yang bisa mendongkrak kenaikan pasar saham.

Pertama, sentimen positif dari Bank Sentral Amerika Federal Reserve alias The Fed yang memberi sinyal kuat untuk menurunkan suku bunga pada akhir Juli ini. 


"Dari segi valuasi, bursa saham Indonesia masih lebih murah dibandingkan bursa saham beberapa negara di Asia, sehingga memikat investor asing untuk kembali berinvestasi di Indonesia," jelas Budi melalui siaran resminya, Selasa (23/7). 

Kedua, Bank Indonesia (BI) juga telah menurunkan suku bunga BI-7 days reverse repo (BI-7DRRR) sebesar 25 basis poin menjadi 5,75% pada bulan ini. Sehingga suku bunga deposito cenderung turun yang kemudian bunga obligasi akan meningkat. 

Sementara faktor earnings atau laba emiten, Bahana menilai perusahaan masih belum memberi hasil maksimal karena daya beli masyarakat belum membaik. Budi memperkirakan pertumbuhan earnings korporasi pada tahun ini akan berkisar antara 8%-10%.

Adapun, sektor-sektor yang menarik untuk dicermati dengan kondisi membaiknya pasar saham adalah sektor perbankan, konsumen, dan properti. Sementara, sektor yang harus diwaspadai adalah sektor komoditas, baik itu batubara maupun minyak sawit (CPO) karena terdampak pelambatan ekonomi yang terjadi di China. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati