JAKARTA. PT Bahana Securities tengah menyatakan bakal menangani proses initial public offering (IPO) satu emiten di semester II ini. Sebagai underwriter, Bahana tengah mempersiapkan hajatan ini. "Kita sudah dapat mandat menangani IPO satu perusahaan yang bergerak di sektor infrastruktur," kata Direktur Utama Bahana, Eko Yuliantoro di Jakarta, Rabu (10/8). Sayangnya, ia masih enggan membeberkan nama perusahaan yang dimaksud. Rencananya, perusahaan tersebut akan menggunakan buku Juni dan segera mengajukan dokumen awal ke BEI. Target dana yang hendak diraih perusahaan tersebut antara Rp 500 miliar hingga Rp 1 triliun. Jika sesuai jadwal, Bahana akan membawa perusahaan tersebut go public pada akhir tahun ini. "Tapi kalau market tidak terlalu bagus kemungkinan diundur hingga awal tahun depan," paparnya. Setelah mendapatkan mandat untuk menangani satu perusahaan tersebut, dalam pipeline Bahana pun masih ada dua hingga tiga perusahaan lagi yang tengah dibidik. "Itu semua perusahaan swasta tidak ada yang BUMN," kata Eko.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Bahana Securities siapkan IPO perusahaan infrastruktur semester II ini
JAKARTA. PT Bahana Securities tengah menyatakan bakal menangani proses initial public offering (IPO) satu emiten di semester II ini. Sebagai underwriter, Bahana tengah mempersiapkan hajatan ini. "Kita sudah dapat mandat menangani IPO satu perusahaan yang bergerak di sektor infrastruktur," kata Direktur Utama Bahana, Eko Yuliantoro di Jakarta, Rabu (10/8). Sayangnya, ia masih enggan membeberkan nama perusahaan yang dimaksud. Rencananya, perusahaan tersebut akan menggunakan buku Juni dan segera mengajukan dokumen awal ke BEI. Target dana yang hendak diraih perusahaan tersebut antara Rp 500 miliar hingga Rp 1 triliun. Jika sesuai jadwal, Bahana akan membawa perusahaan tersebut go public pada akhir tahun ini. "Tapi kalau market tidak terlalu bagus kemungkinan diundur hingga awal tahun depan," paparnya. Setelah mendapatkan mandat untuk menangani satu perusahaan tersebut, dalam pipeline Bahana pun masih ada dua hingga tiga perusahaan lagi yang tengah dibidik. "Itu semua perusahaan swasta tidak ada yang BUMN," kata Eko.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News