KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ketidakpastian perekonomian dunia serta penguatan mata uang dollar Amerika Serikat (AS) secara global berimbas terhadap pasar keuangan sejumlah negara, termasuk Indonesia. Penguatan dollar AS akibat normalisasi kebijakan moneter dan pengetatan likuiditas di Negeri Paman Sam telah mengakibatkan pembalikan dana dari pasar keuangan sejumlah negara Asia. Namun, di saat yang sama, Bahana Sekuritas melihat pasar obligasi domestik bakal menjadi lebih atraktif ke depan. Seperti yang diketahui, sejumlah mata uang Asia mengalami pelemahan. Hingga akhir perdagangan pekan lalu, Jumat (14/9), nilai tukar rupiah ditutup melemah 0,35% di level Rp 14.783 per dollar AS. Secara year to date, Rupiah telah terkoreksi 8,41%, masih lebih baik bila dibandingkan koreksi yang dialami Rupee India yakni mencapai 12%. Namun di saat yang sama, imbal hasil (yield) obligasi pemerintah terkerek naik seiring dengan penarikan dana investor dari pasar saham maupun obligasi. Bahana Sekuritas mencatat, yield obligasi pemerintah juga naik menjadi 8,4%. Angka tersebut lebih tinggi ketimbang yield obligasi India sebesar 8,1%, Filipina sebesar 6,35%, maupun Malaysia sebesar 4,1%. Bahana Sekuritas berpendapat, dengan tingkat yield seperti ini, pasar obligasi Indonesia menawarkan tingkat imbal hasil yang cukup menarik dibanding negara tetangga.
Bahana Sekuritas akan tangani setidaknya dua IPO dan empat emisi obligasi lagi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ketidakpastian perekonomian dunia serta penguatan mata uang dollar Amerika Serikat (AS) secara global berimbas terhadap pasar keuangan sejumlah negara, termasuk Indonesia. Penguatan dollar AS akibat normalisasi kebijakan moneter dan pengetatan likuiditas di Negeri Paman Sam telah mengakibatkan pembalikan dana dari pasar keuangan sejumlah negara Asia. Namun, di saat yang sama, Bahana Sekuritas melihat pasar obligasi domestik bakal menjadi lebih atraktif ke depan. Seperti yang diketahui, sejumlah mata uang Asia mengalami pelemahan. Hingga akhir perdagangan pekan lalu, Jumat (14/9), nilai tukar rupiah ditutup melemah 0,35% di level Rp 14.783 per dollar AS. Secara year to date, Rupiah telah terkoreksi 8,41%, masih lebih baik bila dibandingkan koreksi yang dialami Rupee India yakni mencapai 12%. Namun di saat yang sama, imbal hasil (yield) obligasi pemerintah terkerek naik seiring dengan penarikan dana investor dari pasar saham maupun obligasi. Bahana Sekuritas mencatat, yield obligasi pemerintah juga naik menjadi 8,4%. Angka tersebut lebih tinggi ketimbang yield obligasi India sebesar 8,1%, Filipina sebesar 6,35%, maupun Malaysia sebesar 4,1%. Bahana Sekuritas berpendapat, dengan tingkat yield seperti ini, pasar obligasi Indonesia menawarkan tingkat imbal hasil yang cukup menarik dibanding negara tetangga.