Bahana Sekuritas Prediksi, Bank Jago Akan Jadi Senjata GOTO, Ini Pertimbangannya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA.  Salah satu penopang kinerja PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) tahun ini diperkirakan berasal dari bisnis financial technology (fintech). Di bisnis ini bercokol anak usaha, GoTo Financial (GTF), bersama entitas asosiasi, PT Bank Jago Tbk (ARTO) sebagai bank digital.

Saat ini GoTo Financial atau PT Dompet Karya Anak Bangsa (DKAB) menggenggam 21,40% saham Bank Jago. Sisanya dipegang PT Metamorfosis Ekosistem Indonesia (29,81%), Wealth Track Technology (11,69%), GIC Private Limited (9,08%), dan masyarakat (27,68%).

“ARTO ibarat  permata  bagi GOTO. Performa yang menonjol tahun lalu ialah segmen fintech. Pendapatan kotornya mencapai 109% dari perkiraan. Sementara e-commerce hanya 95% dari estimasi kami, di tengah ketatnya persaingan segmen ini,” kata analis Bahana Sekuritas, Robert Sebastian dan Satria Sambijantoro, dalam summary ulasan riset, per 19 Maret lalu.


Memang terjadi penurunan belanja modal (opex) di bisnis fintech sebesar 17,6% di kuartal IV 2023 dibandingkan kuartal III 2023 atau quarter on quarter (qoq) dan opex bisnis on-demand services (ODS) lewat Gojek juga turun 11,5% QoQ. “Kondisi ini berbeda dengan ‘bakar uang’ di lini bisnis ecommerce yang justru naik sebesar 2,3% qoq,” tulis kedua analis itu. 

Segmen fintech dan ODS mencatatkan pendapatan kotor lebih tinggi, masing-masing naik 34,4% dan 7,2% qoq meski Goto Financial dan Gojek mampu menurunkan biaya.

Berdasarkan data laporan kinerja GOTO tahun lalu, perusahaan meraih pendapatan bruto segmen fintech sebesar Rp 1,88 triliun, naik 15% year on year (yoy) dari tahun sebelumnya Rp 1,64 triliun. Adapun  nilai transaksi kotor alias gross transaction value (GTV) naik 5% menjadi Rp 380 triliun dari tahun sebelumnya Rp 360,45 triliun.

Secara kuartalan, pendapatan bruto fintech naik 26% menjadi Rp 605 miliar di kuartal IV-2023 dari kuartal IV 2022 sebesar Rp 481 miliar. Adapun GTV naik 5% menjadi Rp 103,22 triliun dari Rp 98,58 miliar di kuartal IV 2022.

Baca Juga: Saham GOTO Direkomendasikan Beli Meski Rugi Membengkak 124%, Segini Target Harganya

Manajemen GOTO juga melaporkan, tahun lalu jumlah pinjaman diberikan (outstanding loan) dari bisnis pinjaman konsumen GoTo, termasuk layanan buy now pay later (BNPL) dan pinjaman tunai di kuartal IV 2023 naik 32% qoq menjadi Rp 1,9 triliun.

Kualitas kredit juga tetap terjaga baik dengan tingkat pinjaman bermasalah alias non performing loan (NPL) lebih dari 90 hari setelah jatuh tempo yakni di level 1,3% dari keseluruhan pembukuan pinjaman konsumen di Desember. 

Selain itu, lebih dari 70% dari pembukuan pinjaman adalah penyaluran pinjaman (channeling) dari Bank Jago di kuartal IV 2023, naik dari di bawah 60% di kuartal sebelumnya. “Goto Finansial dan Jago akan terus berkolaborasi demi menggenjot pertumbuhan pinjaman dalam ekosistem GoTo di 2024,” tulis manajemen GOTO dalam rilis. Sejak Oktober tahun lalu, GoPay  dan Bank Jago meluncurkan layanan GoPay Tabungan by Jago, 

Kedua analis ini juga menyoroti adanya pembelian saham GOTO oleh manajer investasi sebagai underlying asset bagi reksadana saham. Dari 50 data reksadana yang dikumpulkan Bahana, lima berisi saham GOTO di fund-factsheet teratas di Februari, turun dari 9 reksadana di Januari 2024

“Semua manajer investasi itu menyebut bobot GOTO justru lebih dari 2% di fund-factsheet, ini menyiratkan sikap overweight dengan benchmark IHSG. Kami menduga. Koreksi saham GOTO belakangan ini menyiratkan tekanan jual dari investor ritel, yang tak bisa dihindari karena rasio saham free-float mencapai 66%, tapi membuka potensi pembelian sahamnya lagi,” tulis keduanya.

Bahana merekomendasikan beli untuk saham GOTO, dengan target harga Rp 90 per saham, rating ini tidak berubah. Perhitungan ini memakai valuasi hitungan sum of the parts (SOTP). 

Namun Bahana mewanti-wanti ada risiko saham GOTO, yakni nilai GTV yang berpotensi lebih rendah dari perkiraan dan pengeluaran biaya yang lebih tinggi dari estimasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Ahmad Febrian