KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Krisis mata uang lira serta ekonomi Turki membawa sentimen negatif terhadap Indonesia. Rupiah kian melemah hingga menyentuh level Rp 14.600 per dollar Amerika Serikat (AS). Namun, menurut Budi Hikmat, Direktur Strategi dan Kepala Makro Ekonomi PT Bahana TCW Investment Management, dampak krisis Turki terhadap perekonomian Indonesia relatif terbatas. "Secara fundamental, ekonomi Indonesia jauh lebih prudent (hati-hati) dibanding negara lain. Kita jauh dari overheated situation, di mana pertumbuhan kredit lebih lambat tingkat inflasi kuartal II masih terjaga,” katanya dalam siaran pers Rabu (15/8). Bahkan sejauh ini, perbankan Indonesia tak memiliki eksposur terhadap surat berharga Turki. Meski begitu, tetap saja krisis ekonomi Turki akibat dari twin deficit (fiskal dan neraca berjalan) mengerek pasar modal Indonesia.
Bahana TCW: Krisis Turki, ekonomi Indonesia jauh lebih prudent
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Krisis mata uang lira serta ekonomi Turki membawa sentimen negatif terhadap Indonesia. Rupiah kian melemah hingga menyentuh level Rp 14.600 per dollar Amerika Serikat (AS). Namun, menurut Budi Hikmat, Direktur Strategi dan Kepala Makro Ekonomi PT Bahana TCW Investment Management, dampak krisis Turki terhadap perekonomian Indonesia relatif terbatas. "Secara fundamental, ekonomi Indonesia jauh lebih prudent (hati-hati) dibanding negara lain. Kita jauh dari overheated situation, di mana pertumbuhan kredit lebih lambat tingkat inflasi kuartal II masih terjaga,” katanya dalam siaran pers Rabu (15/8). Bahkan sejauh ini, perbankan Indonesia tak memiliki eksposur terhadap surat berharga Turki. Meski begitu, tetap saja krisis ekonomi Turki akibat dari twin deficit (fiskal dan neraca berjalan) mengerek pasar modal Indonesia.