Bahas fasilitas GSP, delegasi Indonesia bertemu Pemerintah AS



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita optimistis hasil pertemuan dengan Amerika Serikat(AS) akan membuahkan hasil positif. Enggar memimpin delegasi Indonesia untuk melakukan pertemuan dengan Pemerintah AS dan para pelaku usaha di AS. 

Pertemuan tersebut juga membahas peninjauan kembali alias review fasilitas Generalized System of Preferences (GSP) dari AS. "Kami optimistis kunjungan kali ini akan membuahkan hasil nyata dalam mendorong kemitraan ekonomi yang lebih luas," ujar Enggar dalam siaran pers, Minggu (22/7).

Enggar diagendakan akan melakukan pertemuan bilateral secara resmi dengan Menteri Perdagangan AS dan Duta Besar United States Trade Representative (USTR). Selain GSP, Enggar juga akan menekankan mengenai akses pasar Indonesia.


Tidak hanya itu, Enggar juga akan membahas mengenai penerapan tarif terhadap berbagai komoditas Indonesia. Asal tahu saja sebelumnya beberapa komoditas seperti baja dan alumunium asal Indonesia dikenai tarif anti dumping.

Kunjungan ke AS juga akan dilanjutkan dengan misi dagang. Saat di AS akan diselenggarakan forum bisnis dan one-on-one business matching antara pelaku usaha Indonesia dan AS. "Pertemuan dengan USTR dan Kementerian Perdagangan AS sangat penting untuk memperdalam kemitraan strategis Indonesia dan AS yang telah dicanangkan kedua negara," terang Enggar.

Delegasi bisnis dari Indonesia pada kunjungan tersebut terdiri atas Kadin Indonesia, Gabungan Perusahaan Eksportir Indonesia (GPEI), Gabungan Importir Nasional Indonesia (GINSI), Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (APROBI), Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API), produsen ban mobil, minyak kelapa sawit, boga bahari, baja, aluminium, serta makanan dan minuman (mamin).

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), total perdagangan Indonesia dengan  AS tahun 2017 mencapai US$ 25,91 miliar. Indonesia tercatat meraup surplus dagang dengan AS sebesar US$ 9,67 miliar. Dari jumlah tersebut, ekspor Indonesia mencapai US$ 17,79 miliar. Sementara impor Indonesia sebesar US$ 8,12 miliar.

Ekspor utama Indonesia ke AS antara lain udang, karet alam, alas kaki, ban kendaraan, dan garmen. Sementara impor utama Indonesia dari AS antara lain kedelai, kapas, tepung gandum, tepung maizena, serta pakan ternak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat