Bahlil Minta AS dan Uni Eropa Tak Atur Indonesia Terkait Energi Hijau dan Hilirisasi



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia meminta agar negara maju seperti Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa tidak banyak ikut campur terkait energi hijau di Indonesia dan juga hirilisasi.

“Kalian yang negara hutannya sudah habis jangan mengajari kami mengatur lingkungan di Indonesia,” tegas Bahlil dalam agenda Mandiri Invesment Forum 2023, Kamis (2/2).

Menurutnya, pemanasan global yang terjadi saat ini bahkan tidak lepas dari ulah negara maju, yang mana dulu gencar industrialisasi dan mengabaikan lingkungan, termasuk hutan. 


Baca Juga: Bahlil Jamin Investor Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara Tak Akan Rugi

Kini negara berkembang seperti Indonesia yang justru tengah berupaya mendorong ekonomi hijau melalui hirilisasi energi malah dihalangi oleh negara maju.

Misalnya saja pelarangan ekspor bijih mentah nikel sebelumnya mendapatkan gugatan di WTO. Adapun dalam gugatan tersebut Indonesia kalah dan kini sedang mengajukan banding. 

Atas gugatan tersebut, Bahlil berpendapat bahwa negara maju justru menghalang-halangi Indonesia untuk merealisasikan energi hijau.

“Kami lebih tahu itu. Dan saya sudah berkomitmen bagaimana menjaga lingkungan. Maka kami melaksanakan hilirisasi. Misalnya, agar tidak jadi ilegal mining, tapi apa yang terjadi? Uni Eropa bawa kami ke WTO, nikel dipermasalahkan. Saya rasa ini tidak masuk akal,” tegasnya.   Baca Juga: Kapan Indonesia Setop Ekspor Tembaga Mentah? Ini Kata Presiden

Lebih lanjut, Bahlil menegaskan bahwa tidak akan ada pihak manapun yang menghalangi Indonesia untuk dapat setara dengan negara maju.

“Karena kita harus setara, duduk sama rendah dan berdiri sama tinggi untuk membangun dunia lebih baik. Saya yakinkan teman-teman untuk datang berinvestasi di Indonesia,” imbuhnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli