Bahlil Optimis ASEAN Jadi Tujuan Utama Investasi Industri Kendaraan Listrik



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menyampaikan optimismenya terkait industri kendaraan listrik (electric vehicle-EV) di kawasan ASEAN.

Oleh karena itu, kolaborasi antara negara anggota ASEAN dalam pengembangan ekosistem EV menjadi sangat penting.

Hal itu disampaikan langsung oleh Bahlil yang juga menjadi Ketua Asean Investment Area (AIA) pada saat pertemuan ASEAN Economic Minister's (AEM) Meeting - AIA Council di Semarang, Sabtu (19/8).


Bahlil menyampaikan, ASEAN harus terus meningkatkan capaiannya yang luar biasa dalam menarik investasi hijau dan berkelanjutan, dalam hal ini terkait dengan pengembangan EV. Terlebih lagi, pada tahun 2022, investasi dunia yang terkait dengan EV di ASEAN meningkat tajam hingga 570% mencapai US$ 18 miliar.

Baca Juga: Bahlil Menilai Penerapan Global Minimum Tax Justru Hanya Menguntungkan Negara Maju

Kendati begitu, dirinya mengingat pentingnya untuk merumuskan formulasi bersama untuk pengembangan ekosistem EV di ASEAN.

"Kami juga menyepakati pentingnya melakukan satu formulasi untuk pembangunan ekosistem energi baru terbarukan, kemudian menurunkan emisi, dan perlu melakukan penekanan terhadap ekosistem mobil listrik ini menjadi satu bagian terpenting. Karena Indonesia mengembangkan sendiri, Malaysia sendiri, Vietnam, Thailand, hampir semua negara sedang mengembangkan ekosistem EV. Dan ini adalah bagian terpenting yang kita rumuskan," ujar Bahlil dalam keterangan resminya, Minggu (20/8).

Kawasan ASEAN terbukti menjadi tujuan utama investasi pengembangan ekosistem EV, hal ini terlihat di hampir semua negara anggota ASEAN telah memiliki program untuk mengembangkan EV.

Ditambah lagi, sepuluh produsen EV global teratas semuanya hadir di ASEAN dan 9 dari 10 produsen baterai listrik aktif berinvestasi di kawasan ASEAN.

Senada, Deputi Direktur Jenderal Badan Investasi Asing, Kementerian Perencanaan dan Investasi Vietnam Nguyen Anh Tuan mengungkapkan, terdapat tren potensial untuk negara anggota ASEAN berkolaborasi mengembangkan investasi, khususnya FDI (Foreign Direct Investment) di sektor ekosistem EV.

Baca Juga: Utang Pemerintah Naik Jadi Rp 7.855,53 Triliun, Mayoritas dari Surat Utang Negara

Oleh karena itu, diperlukan solidaritas dan kolaborasi yang efektif dalam mengembangkan sektor potensial seperti EV agar bisa secara positif memberikan kontribusi pada pembangunan berkelanjutan.

“Saya percaya bahwa ASEAN mampu menjadi daerah yang mengembangkan ekosistem kendaraan listrik dan saya sepenuhnya setuju dengan Ketua (Bahlil) bahwa untuk menarik FDI dan juga untuk mengembangkan sektor potensial seperti kendaraan listrik, kita tidak bisa melakukannya sendiri, kita perlu bekerja sama,” ungkap Nguyen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi