KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja rupiah positif setelah berhasil ditutup di level Rp 14.700 per dolar Amerika Serikat (AS) atawa menguat 1,1% di pekan ini. Namun, kinerja rupiah bukanlah yang terbaik di Asia. Berdasarkan data Bloomberg, hanya yen Jepang yang mengalami koreksi di pekan ini. Yen terlihat turun 0,31% dalam lima hari perdagangan. Sementara itu, penguatan terbesar di pekan ini dicetak oleh baht Thailand yang berhasil melonjak 1,8%. Disusul won Korea Selatan yang menguat 1,7% terhadap
the greenback pada minggu ini.
Baca Juga: Rupiah menguat 1,11% dalam sepekan ke level Rp 14.700 per dolar AS Berikutnya ada dolar Taiwan yang berhasil menanjak 1,3% di pekan ini. Posisi selanjutnya ada ringgit Malaysia dan dolar Singapura yang sama-sama terapresiasi 0,7% di minggu ini. Penguatan rupiah di pekan ini disebut Analis Pasar Uang Bank Mandiri Reny Eka Putri karena kombinasi sentimen dari dalam negeri dan luar negeri. Pergerakan rupiah cenderung menguat didorong mulai masuknya aliran dana ke pasar modal. Dukungan data ekonomi yang cukup baik seperti inflasi yang stabil dan posisi cadangan devisa yang tetap tinggi turut menopang kurs rupiah.
Namun demikian, Reny juga menilai bahwa penambahan kasus Covid-19, pelemahan pertumbuhan ekonomi domestik, dan masih belum pulihnya kepercayaan investor masih menjadi sentimen negatif bagi rupiah. Di samping itu, penguatan rupiah juga bersamaan dengan penguatan mayoritas mata uang regional terhadap dolar AS. Adapun sentimen eksternal yang ikut mendorong rupiah adalah
downtrend atau pelemahan indeks dolar karena kebijakan Federal Reserve yang tetap
dovish dan rencananya melanjutkan
quantitative easing (QE). Berikut pergerakan mata uang di Asia dalam di pekan ini,
- Baht Thailand menguat 1,8%
- Won Korea Selatan menguat 1,7%
- Dolar Taiwan menguat 1,3%
- Rupiah menguat 1,1%
- Ringgit Malaysia menguat 0,7%
- Dolar Singapura menguat 0,7%
- Peso Filipina menguat 0,3%
- Rupee India menguat 0,01%
- Dolar Hong Kong menguat 0,003%
- Yen Jepang melemah 0,3%
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari