KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Untuk menjaga agar industri tumbuh di tengah pandemi, para pelaku industri merumuskan strategi melakukan efisiensi. Gati Wibawaningsih, Direktur Jenderal Industri Kecil Menengah dan Aneka, Kementerian Perindustrian mengatakan, setiap perusahaan memiliki kebutuhan perawatan, perbaikan dan operasional atau MRO (
maintenance, repair and operation) sebagai usaha melakukan efisiensi. Ia berkata, yang termasuk dalam kategori MRO adalah barang maupun jasa yang dibutuhkan untuk proses perawatan, perbaikan dan operasional, misalnya suku cadang mesin, pembersih, peralatan keselamatan, perkakas dan lainnya.
“MRO adalah sembakonya industri karena pasti habis dipakai, akibat rusak atau memang sudah waktunya diganti dan lain-lain. Setiap bulan, industri membutuhkan pasokan dari sisi vendor MRO. Jika maintenance tidak beli, pasti repair beli. Atau jika repair tidak beli, operation beli. Kadang ketiganya membeli. Jarang sekali ada perusahaan yang tidak membeli ketiganya dalam satu bulan,” ujarnya sebagaimana dikutip dari keterangan resmi yang diterima Kontan, Rabu (11/11).
Baca Juga: Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Api Api mandek di Pemda Sayangnya, biaya terkait MRO seringkali kurang terpantau dengan baik sehingga pengeluaran tidak efisien. Padahal di masa pandemi, efisiensi adalah salah satu kunci dalam bertahan dan memenangkan persaingan. Dengan pengadaan MRO yang baik, perusahaan dapat meraih efisiensi yang optimal sekaligus meminimalkan
downtime operasi dan berdampak positif pada kinerja perusahaan. PT Kawan Lama Sejahtera, misalnya, membantu kebutuhan MRO para pelaku industri dengan B2B ecommerce, seperti klikmro.com dan kawanlama.com. "Selain menjawab kebutuhan MRO para pelaku industri tanpa harus bertatap muka, ini adalah salah satu cara kreatif yang kami lakukan dalam masa pandemi ini untuk bisa menjangkau customer dengan lebih mudah dan cepat,” tambah Tony Tony Sartono, Komisaris PT Kawan Lama Sejahtera. Sementara itu, perusahaan lokal, Imajin, bahkan siap mendukung kebutuhan MRO perusahaan lebih dalam lagi demi mencapai efisiensi. Ia berkata, pihaknya dapat membantu perusahaan untuk mengembangkan sistem MRO agar memiliki alur yang solid sejak penunjukan vendor, memilih manufaktur yang dibutuhkan, upload data, masuk ke proses manufaktur, hingga melihat progress secara transparan. "Dengan cara ini, kita dapat mengetahui supplier dengan harga terbaik, sistem delivery lambat atau tidak, dan masih banyak lagi kemampuannya,” ujar Chendy Jaya, CEO Imajin, yang juga dipercaya oleh Kementerian Perindustrian sebagai manufacturing hub di Indonesia. Dukungan Imajin dan KLS kepada para pelaku industri juga disambut oleh Events 360 Indonesia, penyelenggara event berskala internasional. Maysia Stephanie, Director Events 360 Indonesia mengatakan, pandemi yang mengharuskan para pekerja melakukan
physical distancing maupun
remote working telah membuat perusahaan harus melihat kembali strategi mereka, terutama penerapan teknologi yang sejalan dengan industri 4.0. Untuk menjawab kebutuhan para pelaku industri, Maysia dan timnya pun melakukan inovasi dengan menggelar Pameran MRO Indonesia 2021 pada Agustus 2021 "Kami membuat pameran ini karena sudah saatnya Indonesia memiliki forum yang dapat mendukung para pelaku industri dalam menciptakan efisiensi, sekaligus membangun ekonomi lewat efisiensi sehingga perekonomian di Indonesia bisa maju dan lebih kompetitif,” tambah Maysia.
Baca Juga: GMFI Membidik Perawatan Pesawat Pertahanan dan Mesin Gas Industri Selain swasta, dukungan pemerintah selama pandemi kepada usaha mikro, kecil dan menengah pun terus mengalir. Kemenperin juga memberikan bantuan terhadap UKMK (usaha kecil mikro dan menengah) atau industri kecil menengah (IKM) melalui kucuran dana mencapai Rp 695,2 triliun. IKM dipandang memiliki peran besar dalam dari sisi unit usaha dan serapan tenaga kerja. Tercatat dari 16,5 juta tenaga kerja, 10,5 juta berasal dari industri kecil menengah yang tersebar di 4,2 juta usaha. “Kami mendorong IKM melakukan adaptasi bisnis melalui optimalisasi produk dan layanan dengan perluas cakupan bisnis serta melakukan terobosan-terobosan yang belum ada sebelumnya,” tutup Gati. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto