Baidu dikabarkan membeli Uber US$600 juta



HONG KONG. Meskipun layanan Uber dilarang di beberapa negara, perusahaan mesin pencari Baidu Inc malah kepincut dengan aplikasi booking kendaraan tersebut. Menurut sumber Bloomberg, Baidu akan membeli saham minoritas Uber Technologies Inc.

Dengan demikian, Uber memiliki kesempatan untuk memperluas bisnisnya di China Dikabarkan, Uber akan mengantongi uang tunai dan aset non-tunai termasuk sumber daya online Baidu sebagai perusahaan mesin pencari internet terbesar di China.

Menurut laporan China National Radio yang dikutip Bloomberg memperkirakan, nilai transaksi jual beli saham tersebut sebesar US$ 600 juta. "Uber membutuhkan pemain lokal seperti Baidu yang benar-benar memahami pasar China," ujar Li Yujie, analis RHB Research Institute Sdn di Hong Kong.


Menurut Li, Baidu mencoba untuk mempromosikan sistem pembayaran mobile. Uber diharapkan akan membantu mendapatkan lebih banyak lalu lintas dan meningkatkan layanan di pasar lokal.

Rencana ini membuat posisi tawar Baidu di pasar naik. Selama ini, pasar di China terus didominasi oleh perusahaan Alibaba Group Holding Ltd dan Tencent Holdings Ltd.

Jurubicara Baidu yang berbasis di Beijing, China, Kaiser Kuo mengungkapkan, Baidu akan membuat pengumuman pada 17 Desember mendatang tentang rencana investasi di perusahaan start up asal Amerika Serikat (AS). Namun, Kuo menolak menyebutkan secara rinci rencana investasi tersebut.

Sementara, Evelyn Tay, Jurubicara Uber tidak menanggapi panggilan telepon dan email. Uber yang berkantor pusat di San Francisco sedang menyelesaikan pencarian pendanaan senilai US$ 40 miliar. Nilai Uber senilai empat kali lipat dari start up elite lainnya di Silicon Valley, seperti Airbnb Inc.

Pada bulan ini, perwakilan dari Uber Technologies mengatakan, perusahaan akan mendapatkan dana tambahan senilai US$ 600 juta jika ada investor lain yang bersedia menjadi salah satu pemodal. Seperti yang dipublikasikan oleh LinkedIn pada 1 Juli lalu, Uber memiliki rencana melebarkan sayap bisnisnya ke 14 kota di China.

Perusahaan yang seringkali dianggap ilegal tersebut membidik pelanggan yang bersedia membayar mahal untuk kemewahan pemesanan kendaraan dan tidak menggunakan dana tunai. Sementara, Baidu memfokuskan diri pada pasar negara berkembang termasuk negara-negara di kawasan Asia Tenggara, Mesir, dan Brasil. Sebelumnya, Baidu juga telah mengakuisisi Peixe Urbano.

Editor: Yudho Winarto