KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Baidu, raksasa teknologi asal Tiongkok, mengumumkan keberhasilan memangkas biaya produksi kendaraan otonom Apollo RT6 menjadi 250.000 yuan (sekitar Rp547 juta) per unit. Pencapaian ini merupakan langkah besar dalam mempercepat aksesibilitas teknologi kendaraan otonom di Tiongkok.
Apollo RT6: Kendaraan Otonom Level-4 Pertama yang Diproduksi Massal
Dalam sebuah acara perdagangan di Wuhan, provinsi Hubei, Robin Li Yanhong, salah satu pendiri sekaligus CEO Baidu, menegaskan bahwa Apollo RT6 adalah satu-satunya kendaraan otonom Level-4 (L4) yang diproduksi secara massal di dunia.
Baca Juga: Keluarga Ini Kaget! Biaya Ganti Baterai Mobil Listrik Lebih Mahal dari Harga Mobilnya Hal ini menunjukkan keunggulan Baidu dibandingkan para pesaingnya. “Tesla memilih jalur teknologi berbeda, mencoba meningkatkan dari Level 2 ke Level 4, tetapi masih dalam proses,” ujar Li. Menurut standar SAE International, terdapat enam tingkatan otonomi kendaraan, mulai dari Level 0 (tanpa otomasi) hingga Level 5 (otomasi penuh). Pada Level 4, kendaraan dapat beroperasi tanpa intervensi manusia dalam sebagian besar situasi, menandai lompatan signifikan dalam pengembangan teknologi otonom.
Robotaxi Baidu: Solusi Transportasi Masa Depan
Baidu telah memperkenalkan layanan robotaxi berbasis Apollo di Wuhan, menarik minat konsumen lokal dengan tarif murah. Namun, inovasi ini menuai kekhawatiran dari pengemudi taksi konvensional yang takut kehilangan pekerjaan akibat teknologi baru ini. Diluncurkan pada 2022, Apollo RT6 menawarkan otomasi canggih dengan biaya produksi yang lebih rendah dibandingkan generasi sebelumnya.
Baca Juga: Perbandingan Pajak BYD M6 dan Innova Zenix, Mana yang Lebih Murah? Robin Li menyatakan bahwa efisiensi biaya ini memungkinkan Baidu untuk memperluas layanan robotaxi secara masif di seluruh Tiongkok. “Di masa depan, memesan robotaxi akan berbiaya setengah dari tarif taksi tradisional,” kata Li.
Kompetisi Otonomi Kendaraan Semakin Ketat
Pasar kendaraan otonom di Tiongkok sedang berkembang pesat. Konsultan Counterpoint memperkirakan bahwa pada 2026, sekitar 1 juta kendaraan listrik (EV) di Tiongkok akan memenuhi standar Level 3 (L3). Pada Level 3, kendaraan dilengkapi kemampuan deteksi lingkungan untuk membuat keputusan otomatis, seperti menyalip kendaraan lambat. Namun, pengemudi tetap harus siaga untuk mengambil alih dalam kondisi tertentu. Tesla, pesaing utama Baidu, sedang merencanakan peluncuran sistem Full Self-Driving (FSD) dengan otonomi Level 2 (L2) di Tiongkok pada kuartal pertama 2025. Sistem ini masih menunggu persetujuan regulator Tiongkok, menurut unggahan di platform X oleh Tesla AI.
Baca Juga: Aletra, Merek Mobil Listrik Asli Indonesia. Ini Besaran Investasinya! Dampak Terhadap Masa Depan Transportasi
Inovasi Baidu dengan Apollo RT6 bukan hanya sekadar pencapaian teknologi, tetapi juga merupakan langkah strategis untuk mempercepat transformasi industri transportasi di Tiongkok. Dengan menurunkan biaya produksi, Baidu membuka peluang lebih besar bagi adopsi kendaraan otonom, mengurangi tarif transportasi, dan menciptakan ekosistem mobilitas yang lebih efisien.
Editor: Handoyo .