JAKARTA. Industri baja Indonesia masih menyimpan harapan bersaing di pasar Asia Tenggara. Ada dua keunggulan dari industri baja nasional ini jika dibandingkan dengan industri baja dari negara Asia Tenggara lain. Pertama, struktur industri baja Indonesia yang sudah terintegrasi dari hulu sampai hilir. Kedua, produksi baja Indonesia peringkat dua besar Asia Tenggara. Atas dasar inilah, Irvan Kamal Hakim, Chairman Indonesia Iron and Steel Industry Association (IISIA) berkesimpulan, industri baja Indonesia punya peluang menguasai pasar Asia Tenggara. "Thailand tidak punya industri iron making seperti Indonesia," klaim Irvan. Sebagai gambaran, industri hulu baja adalah industri iron making, mengolah bijih besi menjadi iron. Selanjutnya pembuatan steel making menjadi slab atau billet baja. Ada juga proses hilir membuat hot rolled coil (HRC) atau cold rolled coil (CRC).
Baja Indonesia berharap arena bertarung seimbang
JAKARTA. Industri baja Indonesia masih menyimpan harapan bersaing di pasar Asia Tenggara. Ada dua keunggulan dari industri baja nasional ini jika dibandingkan dengan industri baja dari negara Asia Tenggara lain. Pertama, struktur industri baja Indonesia yang sudah terintegrasi dari hulu sampai hilir. Kedua, produksi baja Indonesia peringkat dua besar Asia Tenggara. Atas dasar inilah, Irvan Kamal Hakim, Chairman Indonesia Iron and Steel Industry Association (IISIA) berkesimpulan, industri baja Indonesia punya peluang menguasai pasar Asia Tenggara. "Thailand tidak punya industri iron making seperti Indonesia," klaim Irvan. Sebagai gambaran, industri hulu baja adalah industri iron making, mengolah bijih besi menjadi iron. Selanjutnya pembuatan steel making menjadi slab atau billet baja. Ada juga proses hilir membuat hot rolled coil (HRC) atau cold rolled coil (CRC).