KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Saranacentral Bajatama (
BAJA) menargetkan penjualan baja lapis dapat mencapai 100 ribu ton pada akhir tahun ini. Direktur Utama BAJA Handaja Susanto mengungkapkan, dengan patokan target tersebut manajemen juga terus berupaya meningkatkan utilitas pabrik di semester II ini. "Utilitas pada pembenahan, khususnya pada mesin Continuous Colour Line, mengingat kecenderungan dengan semakin meningkatnya pendapatan per kapita, maka
end users akan lebih condong untuk memilih produk bernilai tambah," tutur Susanto kepada Kontan.co.id, Selasa (1/9).
Ia melanjutkan, memasuki semester II ini BAJA juga terus berupaya menjaga efisiensi dengan menyusun skala prioritas pengembangan khususnya untuk proses produksi yang memiliki dampak langsung pada peningkatan kinerja dan memberikan nilai tambah ke pelanggan.
Baca Juga: Saranacentral Bajatatama (BAJA) Kerek Utilitas Pabrik Guna Mengisi Kebutuhan Pasar Asal tahu saja, pada semester I 2020 BAJA sukses menjaga kinerja di tengah dampak pandemi covid-19. BAJA menorehkan pendapatan sebesar Rp 589,84 miliar atau meningkat 24,9%
year on year (yoy). Pada semester I 2019 BAJA mencatatkan pendapatan sebesar Rp 471,93 miliar. Sementara itu, BAJA sukses memangkas rugi bersih pada semester I 2020 menjadi sebesar Rp 5,99 miliar. Pada periode yang sama di tahun sebelumnya BAJA mendera rugi bersih sebesar Rp 8,91 miliar. Susanto menjelaskan, kondisi di semester I 2020 tertopang oleh menurunnya pasokan produk impor di bawah spesifikasi serta terjadi kenaikan kurs dollar yang signifikan. Hal ini berdampak pada harga produk impor. "Komitmen pemerintah dalam mendukung industri dalam negeri lewat relaksasi kredit, sisi perpajakan, harga energi dan peningkatan perlindungan produk dalam negeri," jelas Susanto. Ia menambahkan, pihaknya juga melakukan peningkatan kualitas dan efisiensi untuk major parameter seperti bahan baku, bahan pelapis dan energi. Pada bulan lalu tercatat utilisiasi pabrik meningkat ke level 60% hingga 70% seiring penjualan yang membaik. Adapun, perseroan tercatat memiliki kapasitas produksi baja lapis hingga 150 ribu ton per tahun.
Baca Juga: Tingkat utilisasi Saranacentral Bajatama (BAJA) naik jadi 70% di tahun 2020 Susanto belum mau merinci seputar target
topline dan
bottomline di akhir tahun ini, kendati demikian ia memastikan target
bottomline bakal dipengaruhi fluktuasi kurs. Selain itu, menurutnya saat ini seluruh industri masih menanti realisasi belanja pemerintah yang biasanya meningkat mulai kuartal III setiap tahunnya. "Namun hal yang sudah pasti adalah dengan dukungan pemerintah dan menurunnya suplai produk impor maka BAJA menargetkan dapat mencetak laba bersih di tahun ini," pungkas Susanto. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .